Senin 06 Sep 2021 19:55 WIB

Beli Melon Golden di Tasik, Bisa Petik Sendiri di Kebunnya

Dadan Ridwan ingin memberikan sensasi tersendiri bagi calon pembeli melon.

Rep: Bayu Adji P/ Red: Irfan Fitrat
Sejumlah pembeli memetik langsung melon dari kebunnya di kawasan Gunung Ranji, Kecamatan Kawalu, Kota Tasikmalaya, Jumat (3/9).
Foto: Republika/Bayu Adji P.
Sejumlah pembeli memetik langsung melon dari kebunnya di kawasan Gunung Ranji, Kecamatan Kawalu, Kota Tasikmalaya, Jumat (3/9).

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA — Sejak 3 September 2021, Dadan Ridwan (30 tahun) menggelar “Gebyar Petik Melon” di kebunnya. Di kebun yang ada di kawasan Gunung Ranji, Kecamatan Kawalu, Kota Tasikmalaya, itu warga bisa membeli melon jenis golden.

Calon pembeli bisa memilih dan memetik langsung melon yang diminati, langsung dari kebunnya. Gebyar Petik Melon ini menarik perhatian Mela Meilani (31). Terlebih, ia penasaran dengan jenis melon yang ditawarkan. “Penasaran juga mau ngerasain golden melon. Ini juga unik, kita bisa metik langsung. Jadi ada sesuatu yang berbeda, ada kepuasan. Bisa pilih sendiri juga,” ujarnya.

Bukan hanya membeli melon, sejumlah warga juga terlihat berswafoto di tengah kebun yang buahnya siap dipanen. Gebyar Petik Melon di kebun Dadan Ridwan ini digelar hingga 7 September 2021. Dadan mengaku menghadirkan konsep untuk mempersilakan calon pembeli memilih dan memetik sendiri melon agar ada kesan berbeda. “Jadi, mereka merasakan sensasi memetik melon langsung dari kebunnya,” kata dia kepada Republika.co.id.

Pada Gebyar Petik Melon kali ini, ada seribu tanaman melon yang siap dipanen di lahan seluas sekitar seribu meter persegi. Dari seribu tanaman itu setidaknya terdapat 1.500 buah melon yang dapat dipanen. Dadan mematok harga melon golden di kebunnya ini Rp 25 ribu per kilogram. Ia menyadari harganya terbilang tinggi ketimbang pasarannya. Namun, ia mengeklaim melon golden di kebunnya ini memiliki kualitas premium, sehingga harga yang dipatoknya dinilai sesuai.

Dadan pun optimistis hasil panen kali ini dapat terjual habis. “Karena melihat antusiasme, pembeli banyak yang datang. Respons masyarakat juga baik. Di periode panen sebelumnya juga selalu habis,” ujarnya.

 

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement