Selasa 07 Sep 2021 20:12 WIB

Luhut Apresiasi Penanganan DAS Citarum

Mutu air Citarum juga sudah masuk dalam kelas dua.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan (kiri) mendengarkan penjelasan dari Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (kanan) saat meninjau Pusat Daur Ulang Cicabe di Jatihandap, Kecamatan Mandalajati, Kota Bandung, Selasa (7/9). Pusat Daur Ulang Cicabe tersebut mampu mengolah dan mendaur ulang 500 kilogram hingga 1 ton sampah anorganik per hari, dengan tujuan membantu penanganan permasalahan sampah di Kota Bandung sekaligus program percepatan pengendalian dan kerusakan Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum. Foto: Republika/Abdan Syakura
Foto: REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan (kiri) mendengarkan penjelasan dari Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (kanan) saat meninjau Pusat Daur Ulang Cicabe di Jatihandap, Kecamatan Mandalajati, Kota Bandung, Selasa (7/9). Pusat Daur Ulang Cicabe tersebut mampu mengolah dan mendaur ulang 500 kilogram hingga 1 ton sampah anorganik per hari, dengan tujuan membantu penanganan permasalahan sampah di Kota Bandung sekaligus program percepatan pengendalian dan kerusakan Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum. Foto: Republika/Abdan Syakura

REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG -- Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan terkesan dan memberikan apresiasi dengan progres penanggulangan atau penanganan DAS Citarum Harum meskipun dilaksanakan saat pandemi tapi ada perbaikan dari segi kualitas air yang dinilai sudah melebihi target.

"Saya senang sekali ternyata tadinya target kita ini cemar sedang, tapi sekarang airnya sudah cemar ringan. Jadi programnya saya kira berjalan dengan baik," kata Luhut di Kantor Satgas Citarum Harum Bandung, Selasa (7/9).

Luhut didampingi Gubernur Jabar M Ridwan Kamil meninjau DAS Citarum untuk mengetahui progres program Citarum Harum saat pandemi COVID-19. Ada beberapa titik yang ditinjau di antaranya TPSA Cicabe, dilanjutkan Jajaway Cidurian dan berakhir di kantor Satuan Tugas Citarum.

Luhut berharap kualitas air DAS Citarum dapat lebih baik lagi mendatang dan pada 2025 mencapai target yang diharapkan. Hasil menggembirakan ini akan dilaporkan ke Presiden Joko Widodo. "Kita update lagi semua, nanti kita akan lapor Presiden karena ini juga programnya Presiden dari tiga tahun 2018. Kita berharap ini akan selesai," kata Luhut.

Luhut juga mengapresiasi inisiatif Gubernur Jawa Barat dan kolaborasi tim satgas di antaranya dengan TNI/Polri serta para komandan sektor. "Saya kira ide-ide dari Pak Gubernur Jawa Barat (Ridwan Kamil) dan semua tim juga bagus. Pangdam, kapolda dan dari komandan sektor menurut saya sangat membantu. Sehingga apa yang saya lihat tadi masih bisa berkembang ke depan ini," katanya.

Sementara itu, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengungkapkan target awal sebetulnya kualitas air Citarum tercemar sedang tapi kini bisa menjadi cemar ringan. "Waktu kita mengawali poinnya hanya 33 secara ilmiah yang berarti tercemar berat. Target kita di 2020 sebenarnya hanya tercemar sedang. Tapi berkat kerja luar biasa kami melewati status cemar sedang di poin 40, dan hari ini statusnya cemar ringan," kata Ridwan Kamil.

Kemudian mutu air Citarum juga sudah masuk dalam kelas dua, di mana ikan-ikan memungkinkan hidup dan masyarakat bisa menggunakannya untuk berenang. "Saya apresiasi kinerja semua pihak," kata Ridwan Kamil.

Selain itu ada 36.000 hektare lahan kritis di sepanjang aliran DAS Citarum yang dihijaukan. Angka ini di atas dari target 2021 yang hanya 15.000 hektare.

Target 2025 ada 90.000 lahan dihijaukan. Kemudian pengelolaan sampah juga sudah mencapai 2.700 ton per hari.

Kemudian penanganan keramba jaring apung sudah melebihi target yakni dari 28.000 namun bisa mencapai 33.000. Sedangkan untuk pengelolaan sumber daya air dan pariwisata, luas volume dan genangan air yang sudah dibereskan mencapai 90 persen dari target 70 persen.

"Dua lagi masih belum mengejar target, baru tercapai setengahnya untuk penambahan air baku karena kualitas air memang belum memadai," jelas Ridwan Kamil.

Target lain lima destinasi wisata namun baru dua terealisasi. Dari sisi penegakan hukum, ada 131 kasus pengaduan. Dari jumlah tersebut 15 di antaranya sudah diputus pengadilan pidana dan sanksi administrasi ada 70 kasus.

"Penegakan hukum ini sebenarnya targetnya memang agak susah dikualifikasi apakah banyak pengaduan berarti berprestasi atau sedikit pengaduan berprestasi karena jangan- jangan mereka sudah taat dan tak ada laporan masyarakat lagi kan bisa dihitung sebagai prestasi juga," kata dia.

Ridwan Kamil menambahkan, capaian ini tidak terlepas dari kerja sama semua pihak. Dalam penanganan dan perbaikan DAS Citarum ini dirinya menggunakan prinsip yang sama seperti penanganan COVID-19 yakni teori pentaheliks: akademisi bisnis, komunitas, pemerintahan, dan media.

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement