REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG -- Sejumlah siswa Sekolah Luar Biasa (SLB) di Jalan Pajajaran, Kota Bandung mulai melaksanakan pembelajaran tatap muka (PTM) secara terbatas sejak Senin (13/9) kemarin. Mereka yang berhalangan hadir tetap mengikuti pembelajaran secara daring.
Para siswa yang akan masuk kelas terlebih dahulu dilakukan skrining oleh petugas sekolah. Mereka akan dicek suhu tubuh, kondisi kesehatan kelengkapan masker, dan hand sanitazer. Selanjutnya, apabila pembelajaran selesai dilaksanakan skrining dilakukan kembali.
Para guru kelas mengajar kepada para siswa dengan posisi menjaga jarak. Sedangkan terdapat guru yang mengajar para siswa secara daring.
Koordinator satuan pendidikan SMP, Yuyun Supriatini mengatakan pembelajaran tatap muka mulai berlangsung sejak Senin (13/9) untuk jenjang SMA. Dua pekan selanjutnya jenjang SMP yang melaksanakan belajar tatap muka dan terakhir untuk jenjang sekolah dasar.
"PTM ini mulai dilakukan Senin bertahap dari SMA, dua minggu kemudian SMP dan dua Minggu kemudian SD," ujarnya saat ditemui di kantornya, Rabu (15/9). Ia menuturkan, siswa yang akan melaksanakan PTM harus mendapatkan persetujuan dari orang tua.
Yuyun mengatakan orang tua yang mengizinkan belajar tatap muka akan belajar di kelas sedangkan yang tidak mengizinkan akan tetap belajar daring. Pihaknya melaksanakan pembelajaran blended learning.
"Siswa SMA sudah divaksin dosis pertama tinggal dosis kedua," ujarnya. Ia mengatakan siswa SMA yang belajar tatap muka untuk jurusan teknologi informasi sebanyak 5 orang dari 7 siswa. Sedangkan jurusan musik hanya satu orang yang hadir dari dua orang.
Selama menjalani pembelajaran daring, ia mengatakan para siswa mengalami sejumlah kendala. Terlebih banyak kegiatan yang harus dilaksanakan secara bersama dan bertemu fisik. Meski begitu sejauh ini masih dapat tertangani.
Total siswa SMA kelas 10 hingga 12 SLB Kota Bandung sebanyak 22 orang sedangkan jenjang SMP sebanyak 14 orang.