Rabu 15 Sep 2021 15:44 WIB

Masuk Pancaroba, Ancaman Banjir Belum Seluruhnya Teratasi

Sejumlah tanggul sungai yang melintas di Kabupaten Indramayu kondisinya masih kritis.

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Muhammad Fakhruddin
Masuk Pancaroba, Ancaman Banjir Belum Seluruhnya Teratasi (ilustrasi).
Foto: Republika/Edwin Dwi Putranto
Masuk Pancaroba, Ancaman Banjir Belum Seluruhnya Teratasi (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,INDRAMAYU -- Wilayah Ciayumajakuning, termasuk Kabupaten Indramayu, saat ini sudah memasuki pancaroba (peralihan) dari musim kemarau ke musim hujan. Namun, ancaman banjir di daerah tersebut belum seluruhnya teratasi.

Forecaster BMKG Stasiun Meteorologi Kertajati Kabupaten Majalengka, Ahmad Faa Izyn, menjelaskan, awal musim hujan di sebagian besar wilayah Ciayumajakuning tahun ini diprakirakan maju satu sampai tiga dasarian dibanding kondisi rata-ratanya (1 dasarian : 10 hari). 

‘’Dan saat ini wilayah Ciayumajakuning masuk masa transisi/pancaroba dari musim kemarau ke musim penghujan,’’ ujar pria yang akrab disapa Faiz itu, Rabu (15/9).

Untuk Kabupaten Indramayu, lanjut Faiz, awal musim hujannya diprakirakan sama hingga maju satu sampai tiga dasarian. Karenanya, di beberapa kecamatan, seperti Kroya, Gantar dan Terisi, akan memulai musim hujan pada Oktober dasarian III.

Sedangkan di kecamatan lain, akan masuk musim hujan pada November dasarian I. Yakni, Sukra, Patrol, Kandanghaur, Anjatan, Bongas, Haurgeulis, Gabuswetan, Lelea, Ciledug, Widasari, Tukdana, Bangodua dan Kertasmaya

Kecamatan lainnya, akan memasuki musim hujan pada November dasarian II. Yaitu, Losarang, Cantigi, Pasekan, Sindang, Arahan, Lohbener, Balongan, Jatibarang, Sliyeg, Juntinyuat, Karangampel dan Kedokanbunder.

Sementara itu, meski sudah masuk pancaroba, namun sejumlah tanggul sungai yang melintas di Kabupaten Indramayu kondisinya masih kritis. Hal itu menimbulkan ancaman banjir saat musim hujan yang kini sudah di depan mata.

Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Indramayu, Dadang Oce Iskandar, menyebutkan, titik tanggul kritis itu tersebar di sejumlah daerah aliran sungai (DAS). Yakni, DAS Cimanuk maupun DAS Citarum, di antaranya Sungai Cimanuk, Sungai Cipanas, Sungai Cipunegara, dan Sungai Cibuaya.

Plt Sekretaris BPBD Kabupaten Indramayu, Caya, menyebutkan, di Sungai Cimanuk, tanggul kritis tersebar di 10 titik. Sedangkan di Sungai Cipanas ada 11 titik, serta beberapa titik lainnya di Sungai Cipunegara dan Sungai Cibuaya. ‘’Beberapa titik belum diperbaiki,’’ terang Caya.

Dadang mengatakan, pihaknya sudah berkirim surat kepada Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) agar segera memperbaiki tanggul-tanggul kritis. Dia berharap, banjir besar yang melanda Kabupaten Indramayu pada awal 2021 lalu tidak lagi terulang.

Dadang mengakui, selain kondisi tanggul yang kritis, ancaman banjir juga bisa disebabkan akibat letak Kabupaten Indramayu yang berada di dataran rendah.

‘’Kerawanan banjir di Indramayu memang ada, terutama bila debit air sungai naik,’’ kata Oce.

Oce juga berharap agar masyarakat bisa bersama-sama mencegah terjadinya banjir. Di antaranya dengan menjaga lingkungan masing-masing dengan tidak membuang sampah sembarangan. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement