Kamis 16 Sep 2021 16:47 WIB

10 Tempat di Bandung Jadi Langganan Banjir

Jadi tiap titik di Bandung ada karakteristik sendiri.

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Andi Nur Aminah
Warga membersihkan sampah yang terbawa arus banjir di kawasan Kacapiring, Bandung, Jawa Barat (ilustrasi)
Foto: Antara/Novrian Arbi
Warga membersihkan sampah yang terbawa arus banjir di kawasan Kacapiring, Bandung, Jawa Barat (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Sebanyak 10 tempat di Kota Bandung menjadi wilayah langganan banjir di masa musim hujan. Antisipasi dilakukan untuk meminimalisasi potensi banjir di antaranya dengan pengerukan sedimen dan perbaikan dan penataan kirmir.

Kabid Sumberdaya Air Dinas PU Kota Bandung, Yul Zulkarnaen mengatakan hingga 31 Juli lalu terdapat 10 titik yang menjadi langganan banjir. Tiap-tiap titik terdapat karakteristik yang berbeda sehingga menyebabkan banjir.

Baca Juga

"Ada 10 yang kita data, di jalan Cibaduyut batas kota itu dibawah tol kemudian di Kopo Citarip ada 13 kejadian, Terusan Pasirkoja Simpang Soekarno Hatta ada 10 kejadian, Soekarno Hatta Simpang Gedebage itu langganan ada enam kejadian. Pasar Induk Gedebage ada empat kejadian," ujarnya seusai acara Bandung Menjawab, Kamis (16/9).

Selain itu, titik banjir berada di jalan Rumah Sakit empat kejadian, Margacinta empat kejadian, Cikadut empat kejadian. Rancabolang dan Margacinta empat kejadian dan depan Apotek Jaya jalan Astanaanyar tiga kejadian. "Jadi tiap titik ada karakteristik sendiri misal di Cibaduyut batas kota memang di wilayah kabupatennya sendiri tersendat di sana. Di lain pihak kita ingin membuang air, di lain pihak Kabupaten Bandung ingin memperoleh air untuk sawah," katanya.

Yul mengatakan kondisi tersebut membuat kendala banjir masih terjadi di wilayah perbatasan. Pihaknya pun telah melakukan pengerukan. "Ini sudah masuk di renstra kita dulu ada 68 titik sekarang mulai berkurang ada 10 titik," katanya. 

Ia menyebut dulu banjir bisa berlangsung berhari-hari namun saat ini hanya hitungan jam. Salah satu kegiatan yang berdampak yaitu pengerukan sedimentasi. "Berpengaruh sekali kalau tidak pengerukan bisa berhari-hari, sekarang berjam jam. Kita lakukan pengerukan setahun tiga sampai empat kali," katanya.

Yul menambahkan, pihaknya juga rutin melakukan pemeliharaan drainase dan sungai yang dapat menyebabkan banjir. Selain itu dilakukan kegiatan pemeliharaan sungai secara berkala.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement