Jumat 17 Sep 2021 07:48 WIB

Disdik Kota Bogor Perbaiki Atap SDN Otista yang Ambruk

Dua atap SDN Otista di Baranangsiang, Kota Bogor ambruk pada Kamis siang.

Rep: Antara/ Red: Erik Purnama Putra
Seorang guru mengambil pecahan genting dari atap bangunan ruang kelas 6 yang ambruk di SDN Otista, Kelurahan Baranangsiang, Kota Bogor, Jawa Barat, Kamis (16/9/2021). Atap bangunan kelas yang sudah tidak layak digunakan untuk kegiatan belajar mengajar tersebut ambruk karena kondisi kayu yang lapuk.
Foto: ANTARA/ARIF FIRMANSYAH
Seorang guru mengambil pecahan genting dari atap bangunan ruang kelas 6 yang ambruk di SDN Otista, Kelurahan Baranangsiang, Kota Bogor, Jawa Barat, Kamis (16/9/2021). Atap bangunan kelas yang sudah tidak layak digunakan untuk kegiatan belajar mengajar tersebut ambruk karena kondisi kayu yang lapuk.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bogor segera melakukan perbaikan pada dua ruang kelas SDN Otista yang atapnya roboh. Dua kelas yang sudah tidak layak digunakan itu roboh secara tiba-tiba pada Kamis (16/9) siang WIB.

Kepala Disdik Kota Bogor, Hanafi mengatakan, ada prosedur dalam perbaikan tersebut. Diawali dari laporan kejadian dari kepala sekolah, sambung dia, kemudian dilaporkan secara berjenjang ke Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto.

"Kemudian akan berkoordinasi dengan Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD), Sekretariat Daerah Kota Bogor untuk ditindaklanjuti," ujar Hanafi di Kota Bogor, Jawa Barat, Kamis (16/9).

Dengan insiden itu, sambung dia, Disdik Kota Bogor berkoordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR). Tujuannya supaya DPUPR menilai, kira-kira berapa nilai yang wajar dan apakah harus dilakukan renovasi atau langkah lain.

Di samping itu, kata Hanafi, anggaran perbaikan SDN Otista sudah dianggarkan pada 2022. Namun, sifatnya hanya perbaikan di bagian atap. "Karena disurvei oleh bagian sarana prasarana, hanya bagian atap sehingga angkanya tidak besar," tuturnya.

Untuk persiapan pembelajaran tatap muka (PTM) di Kota Bogor, kata Hanafi, sarana prasarana di sekolah juga harus diverifikasi. Hal itu agar tidak terjadi kejadian serupa di sekolah lainnya.

Kendati demikian, dia berharap PTM nantinya bisa berjalan kondusif. "Makanya kita sekaligus memeriksa fisik bangunan. Tidak menutup kemungkinan beberapa sekolah masih ada yang seperti ini. Tapi mudah-mudahan tidak lah, karena menjelang PTM ini mudah-mudahan bisa berjalan kondusif," ucap Hanafi.

Sekretaris Disdik Kota Bogor, Dani Rahadian menambahkan, dua ruang kelas yang roboh itu sudah tidak dipakai kegiatan belajar mengajar, bahkan sebelum pandemi Covid-19. Hanya saja, ketika diperiksa semua bangunan di dalam sekolah, dua ruang kelas itu memang sudah tidak layak digunakan.

Oleh karena itu, Dani mengatakan, Disdik Kota Bogor bergerak cepat untuk melaporkan kejadian di SDN Otista ini. Baik ke Wali Kota, Wakil Wali Kota dan Sekretaris Daera (Sekda).

"Untuk bisa diantisipasi perbaikannya. Ini kejadian hampir sama dengan SDN Gunung Gede. Mungkin anggarannya menggunakan biaya tak terduga (BTT)," ujar Dani.

Diberitakan dua ruang kelas SDN Otista yang terletak di Jalan Otto Iskandar Dinata, Kelurahan Baranangsiang, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor roboh pada Kamis siang. Menurut keterangan dari pihak sekolah, dua ruangan tersebut memang sudah tidak layak digunakan dan harus diperbaiki.

Pantauan Republika di lokasi, bagian atap ruang kelas tersebut mulai dari genteng, balok, rangka kayu, dan plafon sudah roboh. Sementara, di bagian kaca ruang kelas terdapat pengumuman di secarik kertas bertuliskan "KELAS INI TIDAK LAYAK DIGUNAKAN”.

Pelaksana Tugas (PLT) Kepala SDN Otista, Siti Meisafah mengatakan, robohnya dua ruang kelas itu terjadi sekitar pukul 11.48 WIB. Sebelum roboh, terdengar suara gemuruh dari ruang kelas tersebut.

"Sebelumnya memang kami sudah sering kordinasi dengan Kepala Seksie di Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bogor, kami sudah sering berkoordinasi," ujar Mei kepada wartawan di lokasi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement