Jumat 24 Sep 2021 15:45 WIB

114 Makam Warga Sumur Batu Tertimbun Sampah

Volume sampah yang ada di TPA Sumur Batu telah melebihi kapasitas dan menimbun makam.

Rep: Uji Sukma Medianti/ Red: Andi Nur Aminah
Seorang pemulung mencari botol bekas di lokasi longsor zona III di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sumur Batu, Kota Bekasi, Jawa Barat (ilustrasi)
Foto: Antara/Ivan Pramana Putra
Seorang pemulung mencari botol bekas di lokasi longsor zona III di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sumur Batu, Kota Bekasi, Jawa Barat (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Sebanyak 114 makam warga Kelurahan Sumur Batu Kecamatan Bantargebang, Kota Bekasi, Jawa Barat tertimbun sampah. Hal itu lantaran volume sampah yang ada di TPA Sumur Batu telah melebihi kapasitas.

Kejadian ini, sudah diprediksi sejak lama oleh warga setempat. Namun, tak kunjung ditindaklanjuti sehingga kini makam warga sudah tak terlihat lagi bentuknya.

Baca Juga

Salah satu keluarga ahli waris makam, Bagong Suyoto mengatakan, kampung ini berbatasan dengan zona 3. Luasnya sekitar 814 meter persegi. "Jadi luas, masih banyak pohon-pohonnya, batu nisannya masih banyak. Yang dimakamkan disini itu sekitar 114 warga," kata Bagong kepada wartawan, Kamis (23/9).

Pada 2014 lalu, area pemakaman di lokasi tersebut masih utuh. Namun, seiring dengan makin bertambahnya sampah yang memenuhi zona 3, area pemakaman pun tertimbun longsoran sampah.

"Setelah ada zona 3 ini karena sampahnya tidak diolah, makin banyak makin banyak kemudian ngurug, jadi longsor masuk ke pemakaman," kata dia.

Sebelumnya, pihak ahli waris makam sudah mencoba berdiskusi dengan pemda. Namun, belum juga diatasi. Bagong menyebut, warga meminta kepada pemda uang pemindahan makam senilai Rp 2,5 juta per makam. "Warga yang keluarganya dimakamkan disini minta dipindahkan segera, satu makamnya sekitar Rp 2,5 juta," tutur dia.

Adapun, tanah ini dulunya merupakan tanah pemberian orang tua. Setiap hari raya lebaran dan juga hari-hari keagamaan lain, warga kerap menziarahi pemakaman ini.

Sayangnya, sejak 2017 sudah tidak bisa dilakukan lagi lantaran akses jalannya telah tertutup oleh sampah. "Sejak tahun 2017-an lah itu sudah enggak bisa lagi dilewatin, apa lagi sekarang masuk kesitu pun susah," terangnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement