REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Vaksinasi untuk disabilitas di Jawa Barat sudah melebihi target yang ditetapkan. Dinas Sosial Provinsi Jawa Barat mencatat per 23 September 2021 capaian vaksinasi dosis pertama 61.438 dosis atau sekitar 101,01 persen.
Menurut Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Pemprov Jawa Barat sendiri menargetkan 60.824 penyandang disabilitas divaksin dua kali dosis. Stok vaksin yang disediakan sebanyak 121.288 dosis.
"Saya laporkan tugas sudah dilaksanakan dengan baik. Kita sudah melebihi target, izinkan kami subsidi silang yang kurang di sini kita ambil dari mana yang penting semua mendapatkan vaksinasi dengan lengkap," ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil, saat mendampingi Staf Khusus Presiden Republik Indonesia Angkie Yudistia dalam acara Gebyar Vaksinasi bagi penyandang Disabilitas Jabar di SLB Negeri Cicendo, Kota Bandung, akhir pekan ini.
Secara keseluruhan, menurut Emil, capaian vaksinasi Jawa Barat per tanggal 24 September 2021 mencapai 21.658.726 dosis vaksin yang sudah disuntikkan. Kecepatan rata-rata harian vaksinasi juga kini menjadi yang tertinggi di Indonesia dengan 311.011 dosis per hari.
Sementara itu, Jawa Tengah 250.487 dosis per hari, Jawa Timur 219.043 dosis per hari. Sedangkan DKI Jakarta 62.031 dosis per hari, kemudian Banten 77.129 dosis per hari, dan Sumatera Utara 70.649 dosis per hari.
"Jawa Barat sendiri sudah 21,6 juta dosis disuntikan. Jadi kalau pakai jumlah dosis, Jawa Barat itu paling banyak se-Indonesia, per hari ini, harian kami itu 311 ribu per hari. Itu juga tertinggi se-Indonesia, jadi saya juga agak tenang selama," paparnya.
Emil pun berharap Pemerintah Pusat bisa mengirim ke Jabar 15 juta dosis vaksin setiap bulannya. Sehingga, target 37,9 juta warga Jabar divaksin akhir di Desember 2021 bisa tercapai. "Pemerintah Pusat tolong agar Jawa Barat dikasih 15 juta dosis per bulan. Harusnya di sisa waktu Oktober, November, Desember tugas bisa selesai asal jangan macet," katanya.
Menurut Ketua Divisi Percepatan Vaksinasi Covid-19 Jawa Barat Dedi Supandi mengatakan,pihaknya juga concern mengupayakan penyuntikan vaksin untuk disabilitas. "Memang kalau disabilitas umur 25 tahun ke bawah itu berada di SLB, tapi ada juga difabel yang di atas umur 25 tahun itu di bawah kementerian atau dinas sosial," ujar Dedi.
Dedi mengatakan, selain melakukan vaksinasi di titik penyuntikan yang berada di SLB, pihaknya pun melakukan upaya jemput bola dengan mendatangkan vaksinator untuk mengunjungi disabilitas dari rumah ke rumah. Mengingat disabilitas itu ada yang kaitannya dengan fisik dan ada juga yang kaitannya dengan mental itelektual.
"Tapi alhamdulillah sudah selasi hari ini, bahkan di Tasik itu kekurangan vaksin sekitar di 7 ribu yang dari difabel," katanya.
Khusus untuk disabilitas, kata Dedi mengaku, Jawa Barat mendapatkan 121 ribu dosis vaksin yang artinya untuk 61 ribu disabilitas. Sedangkan jumlah disabilitas di sekitar 30 ribu. "Jadi penyuntikannya difabel dengan pendamping rumusnya," katanya.