Selasa 28 Sep 2021 21:11 WIB

Ridwan Kamil Kembangkan Beras Bisa Panen 10 Ton Per Hektare

Produktivitas tonase per hektare sawah Indonesia harus seperti Thailand dan Vietnam

Rep: arie lukihardianti/ Red: Hiru Muhammad
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil saat Panen Raya dan Rempug Tani Nasional bersama Dr. Salim Segaf Al Jufri, di Desa Pasir Tanjung, Kecamatan Lemah Abang, Kabupaten Karawang, Selasa (28/9/2021)
Foto: Istimewa
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil saat Panen Raya dan Rempug Tani Nasional bersama Dr. Salim Segaf Al Jufri, di Desa Pasir Tanjung, Kecamatan Lemah Abang, Kabupaten Karawang, Selasa (28/9/2021)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Pemerintah pusat telah menyiapkan Jawa Barat sebagai provinsi swasembada beras. Gubernur Jabar Ridwan Kamil langsung melakukan upaya untuk meningkatkan produksi beras per hektare. 

“Kita sudah meneliti selama satu tahun akan mulai kita kembangkan yang bisa menaikkan di atas 10 ton per hektare,” ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil, saat Panen Raya dan Rempug Tani Nasional bersama Dr Salim Segaf Al Jufri, di Desa Pasir Tanjung, Kecamatan Lemah Abang, Kabupaten Karawang, Selasa (28/9).   

Emil mengatakan produktivitas tonase per hektare sawah di Indonesia harus seperti dua negara Asia Tenggara yaitu Vietnam dan Thailand.  “Sehingga pertama untuk yang sudah baik seperti pertanian beras ini kita terus mendukung peningkatan produksi per hektarenya, di Thailand dan Vietnam sudah 20 ton per hektare di Indonesia masih belum,” katanya. 

Oleh karena itu, kata dia, beberapa proses perbaikan terus dilakukan oleh Pemda Provinsi Jabar guna menunjang peningkatan tonase tersebut.  Selain meningkatkan produksi per hektare,  kata dia, harus ada pembeli pasti yang memang membutuhkan suplai beras. Apabila hal itu terjadi harga beras pun tidak akan fluktuatif dan tentunya sudah dikunci oleh pembeli rutinan. “Tentu dalam proses penjualan kita terbanyak pembeli-pembeli yang sudah pasti sehingga harganya sudah dikunci. Sehingga nanti harga petani bisa dinaikkan sedangkan harga pembeli bisa turun sedikit,” katanya. 

Alih fungsi teknologi menjadi dukungan nyata dalam meningkatkan produksi juga cara jual beli gabah. Sementara menurut mantan Menteri Sosial Salim Segaf Al Jufri, pihaknya ingin menghadirkan pengusaha lain dengan kebesaran hatinya dalam membeli gabah. “Saya ingin hadirkan adalah kehadiran pengusaha lain dengan kebesaran hati bisa pemerintah yang hadir seperti yang dijelaskan pak gubernur,” katanya. 

Menurutnya, kehadiran pemerintah penting dalam membeli harga gabah.“Karena panen itu pasti ada, sunatullah. Kemudian apabila pemerintah mengimpor pasti harga gabah jatuh,” kata Emil.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement