Kamis 30 Sep 2021 11:17 WIB

Evaluasi PTM di Garut, tak Ditemukan Kasus Covid-19

Evaluasi pelaksanaan PTM dilakukan setiap pekan.

Rep: Bayu Adji P/ Red: Esthi Maharani
Sejumlah murid mengikuti kegiatan belajar mengajar saat pembelajaran tatap muka (PTM) di SDN Tegalpanjang 1, Wanaraja, Kabupaten Garut, Kamis (2/9). Sejumlah SD, SMP dan SMA di Kabupaten Garut kembali menggelar pembelajaran tatap muka dengan membatasi jumlah murid yang hadir menjadi 50 persen dari kapasitas dan menerapkan protokol kesehatan pencegahan Covid-19 secara ketat. Foto: Republika/Abdan Syakura
Foto: REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA
Sejumlah murid mengikuti kegiatan belajar mengajar saat pembelajaran tatap muka (PTM) di SDN Tegalpanjang 1, Wanaraja, Kabupaten Garut, Kamis (2/9). Sejumlah SD, SMP dan SMA di Kabupaten Garut kembali menggelar pembelajaran tatap muka dengan membatasi jumlah murid yang hadir menjadi 50 persen dari kapasitas dan menerapkan protokol kesehatan pencegahan Covid-19 secara ketat. Foto: Republika/Abdan Syakura

REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM) di Kabupaten Garut sudah berjalan sekitar tujuh pekan terakhir. Berdasarkan hasil evaluasi Dinas Pendidikan Kabupaten Garut, pelaksanaan PTM sejauh ini berjalan aman.

Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Garut, Totong mengatakan, pihaknya selalu melakukan evaluasi pelaksanaan PTM setiap pekan. Menurut dia, belum ditemukan masalah berarti dalam pelaksanaan PTM.

"Sampai saat ini anak-anak tetap semangat melaksanakan PTM terbatas," ujar dia kepada Republika, Kamis (30/9)

Saat ini, seluruh sekolah yang berjumlah sekitar 4.000 unit mulai dari jenjang PAUD, SD, dan SMP, di Kabupaten Garut sudah melaksanakan PTM terbatas. Sebab, seluruh kecamatan di Kabupaten Garut sudah berada di zona kuning (risiko rendah) penyebaran Covid-19.

Totong mengakui, awalnya Bupati Garut sempat khawatir pelaksanaan PTM dapat memunculkan klaster baru penyebaran Covid-19. Apalagi, belakangan muncul berita terkait munculnya klaster sekolah di beberapa daerah.

"Tapi alhamdulillah di kami tidak ada laporan klaster sekolah. Sudah hampir tujuh pekan, tidak ada laporan munculnya klaster sekolah," kata dia.

Menurut Totong, masih ada beberapa catatan dalam pelaksanaan PTM yang mesti diperbaiki, terutama dalam penerapan ptotokol kesehatan (prokes). Sebab, para siswa biasanya disiplin menerapkan prokes di sekolah disiplin, tapi ketika keluar masih ditemukan siswa yang abai atau lupa.

"Ini yang harus terus diedukasi," kata dia.

Selain itu, Dinas Pendidikan bersama Dinas Kesehatan juga terus gencar melakukan vaksinasi di kalangan pelajar. Dengan begitu, penularan Covid-19 saat PTM dapat makin diminalisir.

"Insya allah aman semua," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement