REPUBLIKA.CO.ID, PANGANDARAN -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pangandaran terus melakukan upaya mitigasi untuk menghadapi risiko bencana tsunami. Upaya mitigasi itu dilakukan untuk meminimalisasi korban jiwa dan kerusakan apabila sewaktu-waktu terjadi bencana tsunami di Kabupaten Pangandaran.
Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan, BPBD Kabupaten Pangandaran mengatakan, Pangandaran merupakan salah satu daerah yang memiliki potensi bencana tsunami. Sejarah juga mencatat, tsunami pernah menerjang daerah itu yang mengakibatkan ratusan korban jiwa pada 2006.
"Kita sadar Pangandaran memiliki potensi tsunami. Secara geografis, Kabupaten Pangandaran itu memiliki panjang pantai 91 kilometer, dan ada enam kecamatan yang berbatasan langsung dengan pantai," kata dia, saat diskusi secara virtual pada Jumat (1/10).
Menurut dia, pihaknya terus melakukan upaya mitigasi menghadapi risiko kejadian tsunami di Kabupaten Pangandaran. Ia mencontohkan, pada tanggal 26 setiap bulannya, BPBD rutin mengadakan sosialsiasi dan simulasi bencana tsunami, terutama di enam kecamatan yang berbatasan langsung dengan pantai.
Selain itu, pihaknya juga terus melengkapi rambu-rambu evakuasi. Saat ini, dari total kebutuhan sekitar 500 rambu evakuasi untuk seluruh wilayah Kabupaten Pangandaran, setidaknya sudah terpasang sekitra 360 rambu.
Adang menambahkan, Kabupaten Pangandaran juga telah memiliki tempat evakuasi sementara (TES) atau shelte yang bisa menampung 1.000 orang. "Lokasinya sekitar 500 meter dari bibir pantai. Jadi ketika ada gempa, semua bisa lari ke TES," kata dia.
Untuk tempat evakuasi, BPBD juga bekerja sama dengan para pemilik hotel yang ada di sekitar pantai. Artinya, hotel-hotel itu dapat difungsikan menjadi tempat evakuasi saat terjadi bencana.
Menurut Adang, BPBD juga sudah memasang alat pendeteksi dini atau early warning system (EWS) di tiga lokasi. "Itu selalu kita bunyikan setiap tanggal 26 untuk mengetes kondisinya. Semua masih berjalan dengan baik," ujar dia.
Untuk mereduksi gelombang tsunami, Pangandaran juga sudah membuat benteng penahan ombak di Pantai Timur Pangandaran. Saat ini, pembuatan sedang dilakukan benteng penahan ombak di Pantai Barat Pangandaran.
Selain membuat tembok penahan ombak, pihaknya juga terus melakukan penanaman mangrove di sepanhang pantai yang berpotensi tsunami. "Kita bekerja sama dengan berbagai pihak untuk melakukan penanaman mangrove," kata dia.
Untuk upaya meningkatkan pemahaman warga terkait pentingnya mitigasi menghadapi tsunami, Adang menjelaskan, BPBD terus melakukan edukasi dengan membentuk forum kesiapsiagaan bencana di setiap desa yang memiliki potensi bencana. Pihaknya juga gencar melakukan edukasi kepada anak sekolah dari usia dini, agar mereka tanggap ketika ada bencana.