Selasa 05 Oct 2021 21:06 WIB

Pemkot Bogor Dorong Penerapan Bilik Disinfektan Saat PTM

Alur siswa ke sekolah dengan angkot dan angkutan umum yang perlu diantisipasi.

Sejumlah siswa mengikuti Pembelajaran Tatap Muka Terbatas (PTMT) di SMPN 1 Kota Bogor, Jawa Barat, Senin (4/10/2021). Pemerintah Kota Bogor melakukan PTMT tahap pertama yang diikuti 200 sekolah mulai dari SMP, SMA, SMK, Madrasah dan SLB di Kota Bogor yang telah dinyatakan lolos asesmen, verifikasi faktual dan penerapan protokol kesehatan ketat di sekolah
Foto: ANTARA/Arif Firmansyah
Sejumlah siswa mengikuti Pembelajaran Tatap Muka Terbatas (PTMT) di SMPN 1 Kota Bogor, Jawa Barat, Senin (4/10/2021). Pemerintah Kota Bogor melakukan PTMT tahap pertama yang diikuti 200 sekolah mulai dari SMP, SMA, SMK, Madrasah dan SLB di Kota Bogor yang telah dinyatakan lolos asesmen, verifikasi faktual dan penerapan protokol kesehatan ketat di sekolah

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Pemerintah Kota Bogor mendorong penerapan kembali bilik disinfektan di dalam menegakkan protokol kesehatan bagi siswa di 200 sekolah tingkat SMP dan SMA/SMK sederajat yang mengikuti pembelajaran tatap muka terbatas (PTMT) tahap I.

Wakil Wali Kota Bogor Dedie Rachim menekankan pentingnya mengantisipasi meluasnya kembali penyebaran Covid-19. Ia menyampaikan sebetulnya sekolah telah dipersiapkan dengan lengkap secara teknis sesuai daftar periksa Surat Keputusan Bersama (SKB) empat Menteri tentang Pembelajaran di Masa Pandemi Covid-19.

Orang tua dan siswa pun diyakini pula telah melaksanakan vaksinasi Covid-19, sehingga kondisi di rumah aman. Hanya saja, alur siswa ke sekolah dengan angkot dan angkutan umum lainnya itulah yang perlu diantisipasi.

Dalam peninjauan itu, Dedie Rachim mengunjungi satu per satu ruang kelas di gedung SMPN 1 dan SMAN Kota Bogor, sekaligus berbincang dengan guru dan memperhatikan alur masuk siswa ke gedung sekolah.

Siswa yang kebetulan sedang mendapatkan jadwal ujian berbasis komputer di sekolah berkapasitas 50 persen dinilai Dedie telah menjalankan aturan protokol kesehatan dengan memakai masker, begitu pun jaga jarak antar meja dan bangku siswa yang dihalangi kaca penyekat.

Menurut Dedie, metode tersebut adalah penambahan dari protokol kesehatan lainnya yang telah disiapkan oleh masing-masing sekolah, seperti pengecekan suhu, cuci tangan sebelum masuk gedung sekolah dan penyemprotan disinfektan oleh petugas yang berkeliling ke ruang kelas.

Ada pun alasan penambahan metode tersebut, karena masih ditemukan ada siswa SMPN 1 Kota Bogor yang datang ke sekolah menggunakan angkutan umum kota (angkot), sehingga dikhawatirkan bisa membuka peluang mudahnya penyebaran Covid-19 kembali.

Padahal 'Kota Hujan' itu telah berhasil masuk ke PPKM Level 3 menuju Level 2 dengan capaian vaksinasi sebesar 83 persen dan penurunan signifikan jumlah kasus positif Covid-19. Selama lebih kurang satu setengah tahun ini, kata Dedie, ada sekitar 40 ribu orang warga positif terpapar Covid-19 yang kini hanya tersisa 55 orang.

"Jadi risiko dari pembukaan PTM ini harus ditekan semaksimal mungkin, supaya tidak terjadi lagi paparan-paparan baru," kata Dedie.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement