REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR — Pemerhati lingkungan, MS Kaban menilai Kebun Raya Bogor (KRB) sangat cocok untuk mengembangkan wisata konservasi secara beriringan dan seimbang. Sebab, menurutnya, saat ini KRB harus bertransformasi untuk mengikuti perkembangan zaman.
Hal itu dikatakan MS Kaban saat meninjau KRB, Selasa (5/10). Apalagi, kata dia, KRB yang sudah berusia dua abad ini dikenal dunia. “Jadi Kebun Raya dikenal dunia, mau tidak mau dia akan dikunjungi sehingga peluang untuk menjadi kawasan wisata sangat terbuka. Atau menjadi kawasan wisata konservasi,” kata MS Kaban.
Kaban yang pernah menjabat sebagai Menteri Kehutanan pada era SBY ini menilai, sebagai lokasi konservasi wisata, KRB menjalankan dua fungsi itu secara beriringan dan seimbang. Menurutnya, KRB harus tetap mempertahankan citra kawasan konservasi.
Lantaran di sana terdapat perkembangan ilmu pengetahuan yang harus tetap terjaga dan terpelihara. Di samping itu, sambung dia, terminologi wisata di KRB harus dikelola sehingga pengelolaan bisnis di sana harus tetap ada.
Kaban pun melihat, KRB memoliki banyak pakar dan ahli, agar kedua titik itu bsia seimbang. “Jadi kalau saya lihatnya ini tidak dipertentangkan, tapi dia harus dicari titik keseimbangan karena konservasi dan wisata itu menjaga keseimbangan,” ujarnya.
Sejauh ini, Kaban melihat KRB saat ini sudah sangat teratur dan tertata lebih baik. Juga nilai konservasinya di sisi lain maish terjaga dengan maksimal. “Sebagai contoh dulu saya melihat sarang lebah dan kelalawar dan itu menandakan alam konservasi Kebun Raya Bogor berjalan baik,” kata Kaban.
KRB yang telah berusia 204 tahun memiliki koleksi tumbuhan sekitar 222 suku (famili), 1.257 Marga, 3.423 jumlah spesies dan 13.684 spesimen, KRB telah menjadi tujuan wisata bagi banyak wisatawan Indonesia dan dunia di lahan 87 Hektare.