REPUBLIKA.CO.ID,PANGANDARAN -- Desa Selasari di Kecamatan Parigi, Kabupaten Pangandaran, terpilih menjadi 50 desa wisata terbaik 2021 yang disaring Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Potensi yang ada di desa itu sudah diakui oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno.
"Saya sudah melihat. Begitu banyak potensi di sini, mulai dari budaya, alam, dan ekraf," kata dia saat berkunjung ke Desa Selasari, Rabu (13/10).
Kendati demikian, menurut Sandiaga, masih terdapat kekurangan di Desa Selasari, yaitu koneksi internet. Di banyak titik wilayah desa itu, koneksi internet masih belum terhubung.
Padahal, koneksi internet dinilai sangat penting untuk promosi potensi yang ada di Desa Selasari. Sebab, popularitas desa wisata umumnya didapat dari konten-konten yang tersebar di media sosial.
"Namun kalau akses internet di sini kurang bagus, sulit untuk mempromosikannya," ujar dia.
Sandiaga mengatakan, pihaknya sudah langsung menghubungi Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) untuk memperbaiki koneksi internet di Desa Selasari. Dalam waktu satu minggu, Kementerian Kominfo akan segera tower agar koneksi internet di Desa Selasari dapat lebih baik.
Bupati Pangandaran, Jeje Wiradinata mengaku senang dengan terpilihnya Desa Selasari menjadi 50 desa wisata terbaik se-Indonesia. Padahal, ia mengaku belum serius memberikan pembinaan kepada perangkat desa setempat untuk mengelola potensi wisata yang ada.
Jeje menyebutkan, selama ini Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pangandaran masih fokus menata objek wisata utama. Fokus penataan belum sampai ke level desa.
"Tentu anugerah ini memberi motivasi bagi kita untuk terus meningkatkan potensi wisata yang ada," ujar dia.
Ketua Desa Wisata Selllasari, Dadang Destriyana mengatakan, pengembangan potensi wisata di Desa Selasari sebenarnya telah dilakukan sejak 2013. Namun, baru pada dalam beberapa tahun ke belakang banyak wisatawan berdatangan ke Desa Selasari.
"Awalnya kita belum mengerti tentang desa wisata. Kita hanya ingin menampilkan potensi untuk wisata desa," kata dia.
Ia menyebutkan, Desa Selasari memiliki potensi alam yang luar biasa. Di wilayah desa itu, terdapat lebih dari 100 gua yang bisa dikunjungi. Selain itu, Desa Selasari juga dilewati aliran Sungai Santirah.
Dadang menjelaskan, pada 2019, pihaknya mendapat pendampingan dari Bank Indonesia (BI) Jawa Barat. Dari pendampingan itu, sumber daya manusia (SDM) di Desa Selasari semakin berkembang untuk mengelola pariwisata. Selain itu, BI juga memberikan bantuan berupa fasilitas untuk mendukung kegiatan pariwisata di desa tersebut.
Dampaknya, kunjungan wisatawan ke Desa Selasari juga meningkat. Dalam sebulan, rata-rata wisatawan yang datang ke Desa Selasari berjumlah 1.000 orang.
Kendati demikian, Dadang menilai, saat ini wisatawan yang datang ke Desa Selasari mayoritas hanya berkunjung ke Sungai Santirah, untuk river tubing. Sementara, tujuannya menjadikan Desa Selasari sebagai desa wisata tak sekadar itu.
"Dulu memang kita pikir desa wisata itu hanya sebagai objek. Namun sekarang yang kita tonjolkan adalah budayanya," kata dia.
Menurut Dadang, roh dalam desa wisata terdapat pada kebudayaan masyarakat di desa itu. Bukan hanya menjual objek wisata yang ada. Objek wisata, baginya, hanya tambahan saja.
Karenanya, saat ini Desa Selasari ingin lebih mempilkan kehidupan masyarakat sekitar, seni dan budaya, kepada wisatawan yang datang. Bukan sekadar menikmati alam yang ada.
"Mangkanya, kita buat homestay agar pengunjung bisa lama di sini dan bersosial dengan masyarakat sekitar. Sekarang sudah ada sembilan homestay di sini," kata dia.
Selain itu, ia menambahkan, masyarakat sekitar juga dibekali untuk membuat UMKM. Alhasil, tingkat perekonomian warga sekitar juga dapat meningkat.
"Sekarang baru ada empat UMKM, yaitu madu ternak lebah, pakis, rajut, dan kopi," kata dia.
Tim Fungsi Pelaksanaan dan Pengembangan UMKM, Keuangan Inklusif, dan Syariah, Kantor Perwakilan BI Jawa Barat (Jabar), Okti Yusriani mengatakan, pihaknya telah melakukan pendampingan di Desa Selasari sejak 2019. Desa Selasari dipilih untuk dikembangkan setelah melalui kajian bersama tim akademisi. Selain melakukan pengembangan SDM, BI Jabar mendukung fasilitas pendukung dan kebutuhan peralatan promosi, serta UMKM.
"Sejak awal juga kita lakukan pelatihan kelembagaan. Jadi mereka bisa mandiri," ujar dia.