Kamis 14 Oct 2021 20:23 WIB

Kejar Target 2022, PT KCIC Kebut Proyek Kereta Cepat

PT KCIC berfokus untuk melakukan percepatan pembangunan di 237 titik konstruksi

Rep: arie lukihardianti/ Red: Hiru Muhammad
Progres pembangunan proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) kini sudah mencapai 79 persen. Menurut Corporate Secretary Mirza Soraya, PT KCIC pun terus merlakukan berbagai upaya agar target operasional KCJB di akhir tahun 2022 bisa terwujud.
Foto: istimewa
Progres pembangunan proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) kini sudah mencapai 79 persen. Menurut Corporate Secretary Mirza Soraya, PT KCIC pun terus merlakukan berbagai upaya agar target operasional KCJB di akhir tahun 2022 bisa terwujud.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG---Progres pembangunan proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) kini sudah mencapai 79 persen. Menurut Corporate Secretary Mirza Soraya, PT KCIC pun terus merlakukan berbagai upaya agar target operasional KCJB di akhir tahun 2022 bisa terwujud.  

Mirza mengatakan, saat ini PT Kereta Cepat Indonesia-Cina (KCIC) bersama konsorsium kontraktor sedang berfokus untuk melakukan percepatan pembangunan di 237 titik konstruksi secara komprehensif. Diakuinya, pandemi Covid-19 yang melanda dunia sejak tahun 2020 cukup menghambat proses pembangunan KCJB.  “Pandemi cukup memberikan dampak pada progress pembangunan KCJB. Untuk itu sekarang fokus kami adalah melakukan percepatan pembangunan,” ujar Mirza dalam siaran persnya, Kamis (14/10).

Mirza menjelaskan, adapun titik-titik konstruksi yang menjadi prioritas ke depan antara lain penyelesaian pengeboran 3 tunnel yang tersisa dari 13 tunnel yang ada di jalur KCJB. Ketiga tunnel prioritas itu adalah tunnel 2 sepanjang 1.040 meter di Jatiluhur, Purwakarta, tunnel 4 sepanjang 1.315 meter di Plered, Purwakarta, dan tunnel 6 sepanjang 4.478 meter di Cikalong Wetan, Kabupaten Bandung Barat.  

Selain itu, kata dia, PT KCIC juga akan menyelesaikan erection girder untuk konstruksi elevated track, terutama yang berada di DK 134 dan DK 134 di daerah Batununggal, Bandung, Jawa Barat.  

Tak hanya itu, kata Mirza, saat ini pekerjaan subgrade 18#, 19#, dan 20# yang berlokasi di perbatasan antara Kabupaten Karawang dan Kabupaten Purwakarta menjadi titik konstruksi yang dikebut pengerjaannya. 

Selain percepatan pada konstruksi jalur KCJB, kata Mirza, saat ini PT KCIC juga sedang melakukan percepatan pembangunan untuk stasiun Halim, Karawang, dan Tegalluar.  “Saat ini, pengerjaan di tiga stasiun KCJB di Halim, Karawang, dan Tegalluar juga sedang kami kebut agar segera siap menyambut para penumpang sesuai target di akhir 2022,” katanya. 

Menurutnya, Electric Multiple Unit (EMU) atau kereta yang akan digunakan ketika operasional nanti saat ini sedang dalam tahap produksi di pabrik China Railway Rolling Stock Corporation (CRRC) Sifang yang berada di Qingdao, Tiongkok. Termasuk juga pembuatan Comprehensive Inspection Train (CIT) atau Kereta Inspeksi yang nanti digunakan untuk mengecek dan memastikan keamanan jalur kereta cepat. 

Untuk operasional Kereta Cepat Jakarta-Bandung, kata dia, PT KCIC dengan kementerian terkait saat ini sedang melakukan pembahasan dan harmonisasi Rancangan Peraturan Menteri Perhubungan. Di sisi lain, dilakukan juga pelatihan SDM hingga pembuatan SOP sebagai bagian dari persiapan Operation Maintenance Readiness.  “Dengan semua upaya yang kami lakukan, mudah-mudahan target operasional di tahun 2022 ini bisa tercapai,” katanya.

Seperti yang diketahui, pada fase pertama operasi yang ditargetkan di akhir 2022, Kereta Cepat Jakarta-Bandung akan menempuh trase sepanjang 142,3 kilometer. Kereta Cepat Jakarta-Bandung akan melintasi 9 kota dan kabupaten di Provinsi DKI Jakarta dan Provinsi Jawa Barat.  Stasiun keberangkatan sekaligus kedatangan kereta cepat berada di wilayah Jakarta, yakni melalui Stasiun Halim, kemudian melintasi Stasiun Karawang, Stasiun Hub Padalarang dan berakhir di Stasiun Tegalluar.  

Didukung dengan keberadaan Depo di Tegalluar sebagai pusat perawatan dan pemeriksaan EMU, kereta berjenis CR400AF yang memiliki kecepatan maksimum hingga 400 km/jam secara desain dan kecepatan operasi maksimum 350 km/jam merupakan kunci konektivitas dan efisiensi yang melebur batas geografis Provinsi DKI Jakarta dan Jawa Barat. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement