Selasa 19 Oct 2021 15:46 WIB

Cuaca Ekstrem Diprakirakan Landa Bogor Raya Sepekan ke Depan

Empat rumah di dua kecamatan rusak akibat angin kencang di Bogor beberapa hari lalu.

Rep: Shabrina Zakaria/ Red: Ilham Tirta
Suasana awan mendung akibat cuaca ekstrem (ilustrasi).
Foto: Antara/Sigid Kurniawan
Suasana awan mendung akibat cuaca ekstrem (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Wilayah Jawa Barat, termasuk Bogor dan sekitarnya dilanda cuaca ekstrem yang diperkirakan akan berlangsung hingga akhir pekan ini. Cuaca ekstrem tersebut berupa hujan deras yang disertai angin kencang dan petir.

“Di wilayah Puncak Bogor dan sekitarnya pun demikian, walaupun tidak se-intens di wilayah Kota Bogor dan Jabodetabek,” ujar Kepala Stasiun Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Citeko, Fatuhri Syabani kepada Republika.co.id, Selasa (19/10).

Fatuhri menjelaskan, cuaca ekstrem memang dipicu oleh beberapa faktor dinamika atmosfer, yang kebetulan terjadi secara bersamaan. Sehingga udara di sekitar pulau Jawa bagian Barat kaya akan kandungan uap air.

Lebih lanjut, Fatuhri mengatakan, suhu permukaan laut sekitar pulau Jawa yang hangat, serta adanya pasokan uap air tambahan dari wilayah Samudera Hindia sebelah barat Sumatera akibat fenomena Indian Ocean Dipolemode (IOD), serta diperkuat oleh kondisi lokal sekitar Bogor yg dikelilingi Pegunungan.

“Kondisi pegunungan tersebut menyebabkan uap air berkumpul, dan ‘dipaksa’ naik secara orografis oleh ketinggian. Sehingga cepat berkondensasi menjadi awan hujan,” kata dia.

Akibat cuaca ekstrem tersebut, Pelaksana tugas Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Abdul Muhari menyebutkan, akibat angin kencang di Kabupaten Bogor pada Ahad (17/10), empat rumah di dua kecamatan mengalami kerusakan.

“Sedikitnya ada empat rumah yang mengalami kerusakan dengan rincian satu unit rumah kategori rusak berat dan tiga rumah kategori rusak ringan,” ujar Abdul.

Fenomena ini, kata dia, melanda Desa Putat Nutug di Kecamatan Ciseeng dan Desa Karang Asem Barat di Kecamatan Citeureup. Sebanyak empat kepala keluarga (KK) berisi 19 Jiwa terdampak, serta menyebabkan satu KK dengan tiga jiwa mengungsi ke rumah kerabat terdekat akibat kejadian ini.

Selain mengakibatkan kerusakan rumah warga, pohon di sejumlah ruas jalan mengalami tumbang dan sempat menutup akses jalan. Pasca kejadian, sambung dia, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor segera mengerahkan Tim Reaksi Cepat bersama tim gabungan lainnya untuk melakukan evakuasi pembersihan pohon tumbang.

“Disamping itu, pendataan dan koordinasi dengan lintas instansi juga terus dilakukan guna mempercepat penanganan kejadian ini,” jelasnya.

Terpisah, Kepala Pelaksana BPBD Kota Bogor, Teofilo Patrocinio Freitas menyebutkan, pada Ahad (17/10) pagi hingga malam, terjadi 13 kejadian bencana alam dalam sehari.

“Dalam sehari, ada enam kejadian pohon tumbang dan dahan patah, serta tujuh atap rumah terbawa angin,” kata Theo.

Dia mengatakan, kejadian pohon tumbang terjadi di Kecamatan Bogor Utara dan Kecamatan Bogor Barat. Dimana pada kejadian pohon tumbang di Kecamatan Bogor Utara, tepatnya di Jalan Pandu Raya menimpa sebuah mobil.

Selain itu, lanjutnya, empat atap rumah di Kelurahan Curug, Kecamatan Bogor Barat terbawa angin puting beliung. Sementara dua rumah lainnya terdampak di Kampung Seremped Kulon, Kelurahan Cibadak, Kecamatan Tanah Sareal.

“Semua kejadian telah selesai dilaksanakan assessment oleh personel di likasi kejadian. Di beberapa tempat kejadian atap terbawa angin, memerlukan bantuan mendesak beripa terpal kepada pihak terdampak, untuk mengantisipasi hujan deras,” jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement