REPUBLIKA.CO.ID, JAMBI -- Hasil pemantauan sementara oleh petugas Balai Konservasi Sumber Daya Alam terhadap harimau sumatera (Phantera tigris Sumatrae) yang saat ini menjalani rehabilitasi di Tempat Penyelamatan Hewan (TPS) milik BKSDA Jambi mengalami gangguan pencernaan. Kepala Tata Usaha BKSDA Provinsi Jambi Teguh Sriyantodi Jambi, Selasa (26/10) mengatakan disimpulkan tim bahwa harimau itu mengalami gangguan pencernaan dan kini dalam tahap pemulihan kesehatan.
"Di kandang di Tempat Penyelamatan Satwa Mendalo Muarojambi, kami pasang kamera untuk memantau, sepertinya harimau itu mengalami kesulitan buang air besar (BAB), mungkin begitu lamanya tidak makan, sehingga susah untuk BAB," katanya.
Ia menjelaskan harimau yang dievakuasi oleh Tim Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jambi dan direhabilitasi di Tempat Penyelamatan Satwa (TPS) Mendalo Muarojambi itu sudah mulai beraktivitas. Kondisinya, menurut Teguh, sudah lebih baik dibandingkan pada saat pertama kali datang menghuni TPS Mendalo.
Meski demikian, kata dia, tim kesehatan hewan di lokasi itu belum bisa melakukan pembiusan untuk melakukan pengecekan kesehatan harimau itu secara menyeluruh. Ia menjelaskan dari pantauan, termasuk pantauan kamera trap, harimau itu kini seperti mengalami sembelit atau susah untuk BAB.
Selain itu, kata Teguh, kaki pada bagian kanan harimau tersebut belum bisa menapak karena luka bekas jeratan. Saat ini tim dokter hewan belum bisa memastikan, hanya menduga-duga, karena belum bisa melakukan pembiusan untuk pengecekan lebih menyeluruh mengenai kesehatan harimau itu. "Yang terpenting saat ini kami fokus untuk mengembalikan staminanya dulu agar nanti bisa kami bius dan dicek lebih lanjut mengenai kesehatan harimau itu. Apakah ada penyakit atau tidak di dalam tubuhnya," kata Teguh Sriyanto.
Harimau sumatera berjenis kelamin betina tersebut ditangkap dengan cara dipasang jebakan di Desa Air Batu, Kecamatan Renah Pembarap, Kabupaten Merangin. Sebelumnya, harimau tersebut terlibat konflik dengan warga dan sempat menyerang seorang remaja di Desa Air Batu hingga remaja itu tewas.
Tim gabungan kemudian melakukan upaya penangkapan dan berhasil menjebaknyadan kemudian harimau dibawa ke TPS Mendalo."Pemantauan terus dilakukan menggunakan kamera trap di kandangnya untuk mengetahui perkembangan kesehatannya," kata Teguh Sriyanto.