Kamis 28 Oct 2021 02:32 WIB

Pemkab Bogor Berupaya Tingkatkan Produktivitas Cabai

Kabupaten Bogor sangat kaya akan kekayaan alamnya.

Petani memanen cabai di perkebunan kawasan Cigombong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Selasa (24/8/2021). Kementerian Pertanian melansir data produksi aneka cabai nasional pada Januari hingga Juli 2021 yang menunjukkan masih surplus, pada bulan tersebut terdapat produksi sebanyak 163.293 ton dengan kebutuhan sebesar 158.855 ton.
Foto: Antara/Yulius Satria Wijaya
Petani memanen cabai di perkebunan kawasan Cigombong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Selasa (24/8/2021). Kementerian Pertanian melansir data produksi aneka cabai nasional pada Januari hingga Juli 2021 yang menunjukkan masih surplus, pada bulan tersebut terdapat produksi sebanyak 163.293 ton dengan kebutuhan sebesar 158.855 ton.

REPUBLIKA.CO.ID,CIBINONG -- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor, Jawa Barat, tengah berupaya meningkatkan produktivitas komoditas unggulan jenis tanaman cabai di lahan seluas 59 hektar.

"Tahun 2020 produksi cabai Kabupaten Bogor 57.433 kuintal," ungkap Bupati Bogor, Ade Yasin di Cibinong, Bogor, Rabu (27/10).

Ia mengaku bertekad meningkatkan produktivitas cabai di enam kecamatan tersebut, meski kini harga cabai sedang turun. Enam kecamatan yang menjadi lokasi penanaman cabai yaitu Cigombong, Cijeruk, Caringin, Pamijahan, Dramaga serta Sukamakmur.

"Saat ini harga cabai kurang baik, mungkin karena kebutuhan akan cabai menurun. Dengan diberlakukannya PPKM banyak restoran dan rumah makan yang terdampak, tentunya berimbas kepada kebutuhan bahan-bahan makanan termasuk cabai," paparnya.

Ade Yasin mengaku akan tetap menggenjot geliat perekonomian masyarakat lewat sektor pertanian, imbas pandemi. "Saya sudah instruksikan kepada dinas-dinas terkait agar tak luput dan terus menggenjot perekonomian kita," kata Ade Yasin.

Ketua Satgas Penanganan COVID-19 Kabupaten Bogor itu juga berharap pada produktivitas pertanian lainnya, termasuk penjualan tanaman hias yang malah mengalami lonjakan saat pandemi.

Pasalnya, ia mencatat hasil ekspor tanaman hias ke berbagai negara dari Kabupaten Bogor bisa menghasilkan devisia hingga Rp700 juta per hari. "Terdapat 622 petani eksportir dari Kabupaten Bogor tergabung dalam 52 perusahaan yang mengeluarkan phythosanitary atau ijin ekspor, dengan rata-rata devisa negara Rp500 juta hingga Rp700 juta per hari," kata Ade Yasin.

Kemudian, capaian lainnya di bidang pertanian yaitu produksi kopi robusta yang bisa menembus angka 4.004 ton dalam setahun, melebihi angka target tahunan yang hanya 3.000an ton.

"Kabupaten Bogor sangat kaya akan kekayaan alamnya, tanah-tanah yang subur dapat diolah untuk pertanian dan perkebunan. Sistem dan teknologi bidang pertanian yang kita edukasikan terus juga membuahkan hasil," tuturnya.

Padahal, target produksi kopi robusta di Kabupaten Bogor yang sudah diproyeksikan hingga tahun 2023 yaitu hanya 3.726 ton setahun. Tak hanya kopi robusta, petani di Kabupaten Bogor juga menghasilkan jenis kopi lainnya, yakni arabika sebanyak 473 ton dan seberat 542 ton.

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement