Jumat 29 Oct 2021 01:34 WIB

Go Send, 'Dewa' Bagi Pasien Isoman dan Penghubung Kebaikan

Ahmad tak menyangka Covid 19 akan menghampiri juga rumahnya.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Agus Yulianto
Co-Founder sekaligus CEO Gojek Kevin Aluwi berbicara dalam konferensi pers virtual 11 Tahun Gojek, Rabu (27/10).
Foto: M.Adil/ Republika
Co-Founder sekaligus CEO Gojek Kevin Aluwi berbicara dalam konferensi pers virtual 11 Tahun Gojek, Rabu (27/10).

REPUBLIKA.CO.ID, Wajah Ahmad Arlan (42 tahun) mendadak pucat pasi. Tangannya sedikit gemetar dengan suara parau, ia memperlihatkan hasil tes PCR pada istrinya Hardianti Arlan. Pria warga Sindanglaya Kota Bandung itu tak menyangka, hasil tes PCR dirinya, istri serta ketiga anaknya menunjukkan positif terdeteksi ada virus Covid 19.

Ahmad bingung, sebagai seorang guru, ia dan istrinya sudah hampir 3 bulan ini work from home (WFH) karena semua pembelajaran lewat daring. Dia tak menyangka, dalam kondisi sehat ternyata tubuhnya mengandung virus Covid 19. 

Ahmad memang tak sengaja mengetahui kalau semua keluarganya positif. Tapi, pekerjaan istrinya mengharuskan untuk tes PCR. Setelah hasil tes istrinya reaktif, akhirnya satu rumah dites dan hasilnya positif. 

Saat itu, di bulan Juni-Juli 2021 Indonesia memang sedang terkena serbuan gelombang kedua Covid 19. Hampir setiap hari, di media sosial dan televisi selalu mengabarkan berita duka. Tapi, Ahmad tak menyangka Covid 19 akan menghampiri juga rumahnya.

Ahmad dan istrinya masih termenung memegang hasil tes. Mereka, lalu menyusun rencana apa yang akan dilakukan untuk melewati isolasi mandiri selama dua pekan.

Istri Ahmad, kemudian memeriksa setok makanan. Berawal dari beras, mie instan dan sembako lainnya. Dia menghitung, hanya cukup untuk tiga hari saja. Begitu juga sayuran, protein dan buah-buahan hanya cukup untuk tiga hari ke depan. Keduanya, kembali berpikir.

Ahmad dan istrinya, tinggal di lingkungan padat penduduk dengan kondisi ekonomi warganya yang kurang. Selama ini, justru Ahmad yang lebih memberikan bantuan. 

Ahmad bingung, di satu sisi, ia sangat ketat protokol kesehatan (Prokes). Jadi, tak akan mungkin keluar rumah untuk membeli berbagai kebutuhan pokok. Di sisi lain, ia tak mungkin mengandalkan kiriman makanan dari warga yang mayoritas dalam keadaan sulit.

Ahmad, lalu memutuskan untuk melaporkan kondisi dirinya dan keluarganya pada Ketua RT dengan harapan ada solusi untuk kondisinya. Namun, seperti yang sudah diduga ia hanya mendapatkan ucapan semoga lekas sembuh. 

"Pengurus RT meminta saya untuk segera lapor ke Puskesmas. Lalu mengatakan, kalau di daerah saya tak ada bantuan untuk yang isoman," ujar Ahmad menceritakan.

Ahmad kemudian melapor pada Puskesmas secara detail. Petugas Puskesmas, lalu dengan ramah menerima semua keluhan dan gejala yang dirasakan Ahmad dan keluarga. Pemantauan secara online pun, dilakukan oleh dokter Puskesmas. Karena, keluarga Ahmad mulai menunjukkan ada gejala.

Menurut Ahmad, setelah berkonsultasi dengan dokter, akhirnya dia memperoleh obat-obatan. Tapi, Puskesmas meminta dia mengambil sendiri obat itu.

"Ga mungkin kan, saya ngambil obat ke Puskesmas. Sama saja, saya menyebarkan virus. Jadi untuk pertama kalinya saya menggunakan jasa Go Send, bagi saya saat itu Go Send seperti dewa penolong. Saya mau minta tolong mengambilkan obat pada siapa? Saudara saya jauh semua," paparnya.

Menurut Ahmad, dengan aplikasi Go Send dari Gojek, akhirnya bisa mendapatkan obat-obatan dari Puskesmas. Karena, driver mengambil obat tersebut dan mengantungkan di pagar rumah.

"Masalah pengambilan obat, sudah terselesaikan. Saya berpikir lagi, bagaimana dengan pasokan makanan untuk istri dan anak saya kalau habis," katanya.

Ahmad pun, mengabarkan ke keluarga besarnya kalau ia harus isolasi mandiri karena satu rumah positif Covid 19. Selain ke keluarganya, Ahmad memberi kabar ke sahabat, komunitas mengaji istrinya dan teman se profesi. 

Saat itu, Ahmad tak berharap apa-apa. Ia hanya berharap, semua mendoakan agar keluarganya hanya mengalami gejala ringan dan bisa melewati isolasi mandiri selama dua pekan ini.

Namun, tanpa diduga setelah kerabat dan teman-temannya tahu Ahmad sekeluarga isolasi mandiri, setiap hari makanan, vitamin, buah-buahan mengalir ke rumah Ahmad. 

Anak Ahmad yang bungsu, selama isolasi mandiri memiliki aktivitas rutin setiap hari. Dia, duduk di teras rumahnya sambil menunggu suara driver Go Food atau Go Send memanggil.

"Permisi rumah Pa Ahmad, Ini ada kiriman atau ini ada go food, jadi suara yang sangat akrab selama kami isolasi mandiri. Mendengar itu, ketiga anak saya selalu kegirangan dan berlari ke pagar rumah. Ini jadi hiburan mengusir kejenuhan bagi anak saya," tutur Ahmad.

Menurut Ahmad, selama dua pekan, minimal ada empat kiriman paket makanan atau go food yang mampir ke rumahnya. Kekhawatiran dirinya akan kekurangan makanan, seketika hilang. Karena, makanan justru melimpah.

"Selama isolasi mandiri saya berpikir, apa jadinya kalau aplikasi seperti Gojek ini tak ada. Bagaimana nasib kami kalau aplikasi Gojek tak ada, sementara saudara semuanya jauh tetangga juga cuek. Bagaimana kami bisa makan dan memperoleh obat-obatan seandainya belum ada aplikasi Gojek. Mungkin, pilihnnya hanya dua, kelaparan atau terpaksa keluar membeli bahan makanan dan obat," kata Ahmad.

Ahmad mengatakan, bagi dirinya yang paling membahagiakan adalah kakak-kakaknya yang berada di Surabaya, Jakarta, Riau bahkan hingga Kalimantan, tanpa harus datang bisa mengirimkan makanan juga.

"Saya kaget kakak saya yang di Riau mengirimkan Go Food, ternyata Go Food bisa aplikasi dari mana saja," katanya.

Senada dengan Ahmad, Warga Jatihandap Kota Bandung, Tia Setiani mengaku, bersyukur ada aplikasi Go Send. Karena, ia bisa membantu banyak temannya yang isolasi mandiri dengan menyuplai berbagai makanan setiap hari.

"Hampir 10 orang, teman pengajian saya saat gelombang kedua Covid 19 kemarin, keluarganya positif Covid 19. Jadi, setiap hari saya mengirimkan makanan ke teman saya yang isoman. Kalau tidak ada aplikasi Go Send, kebayang dalam satu hari saya harus mengantarkan kebanyak rumah," paparnya.

Menurut Tia, adanya aplikasi Go Send membuat semua orang bisa mudah melakukan kebaikan. Terutama, saat memberikan makanan pada teman dan kerabat yang harus isolasi mandiri.

Berbeda dengan Ahmad dan Tia, Pandemi Covid 19 ini membawa kesulitan tersendiri bagi Deni T (48 tahun). Warga Margahayu Kota Bandung ini, harus kehilangan pekerjaannya sebagai supir sebuah perusahaan. Karena, perusahaanya terimbas pandemi Covid 19. Jadi, harus gulung tikar.

"Saya bingung, tak memiliki penghasilan apa pun sementara harus menghidupi istri dan dua anak saya," katanya.

Deni pun akhirnya mendaftar sebagai driver gojek. Dengan motor kesayangannya, dia berkeliling di Kota Bandung mengantarkan berbagai barang kiriman pada aplikasi Go Send.

"Awal-awal saya hanya boleh jadi driver Go Send dulu. Nanti baru boleh ngangkut penumpang. Alhamdulillah, bersyukur sekali karena sekarang ada penghasilan lumayan dan dapur bisa terus ngebul," katanya.

Gojek sendiri, terus meningkatkan layanan Go Send. Gojek, memastikan akan memperluas layanan logistik untuk pelaku usaha. Hal tersebut dilakukan dengan menerapkan inovasi pada layanan logistik untuk memudahkan konsumen melakukan pengiriman barang dan pada saat yang sama juga mendukung para pelaku bisnis dapat bertahan dalam kondisi pandemi Covid-19.

Menurut Co-Founder dan CEO Gojek Kevin Aluwi mengatakan, salah satu inovasi yang dilakukan yakni pengembangan GoSend Integration Application Interface atau API GoSend. "Pengembangan ini mengintegrasikan layanan GoSend dengan platform mitra bisnis sehingga menghadirkan layanan pengiriman yang andal, cepat, dan mudah," ujar Kevin dalam konferensi video, Rabu (27/10).

Kevin mengatakan, penguatan dan pengembangan integrasi API GoSend membuat layanan instant dan same day delivery menjadi pilihan pelaku usaha dan pengguna. GoSend API, saat ini sudah dimanfaatkan oleh ribuan partner dan jutaan penjual.

Gojek mencatat jumlah transaksi dari top partners GoSend seperti platform e-commerce dan platform telemedik meningkat 41 persen pada semester I 2021 dibandingkan 2020. "Pada periode yang sama pengguna layanan Go Send oleh UMKM juga naik dua kali lipat," kata Kevin. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement