Senin 01 Nov 2021 16:23 WIB

Harga Minyak di Tasikmalaya Masih Tinggi

Harga minyak curah dari distributor sudah di kisaran Rp 17.500 per kilogram.

Rep: Bayu Adji P/ Red: Muhammad Fakhruddin
Pedagang mengemas minyak goreng curah di Pasar Cikurubuk, Kota Tasikmalaya, Senin (1/11).
Foto: Republika/Bayu Adji P
Pedagang mengemas minyak goreng curah di Pasar Cikurubuk, Kota Tasikmalaya, Senin (1/11).

REPUBLIKA.CO.ID,TASIKMALAYA -- Harga minyak goreng di wilayah Tasikmalaya terus melambung tinggi. Berdasarkan pantauan Republika di Pasar Cikurubuk Kota Tasikmalaya, harga minyak goreng curah berkisar Rp 18.500 per kilogram (kg). Sementara untuk minyak goreng kemasan harganya paling rendah Rp 16 ribu per kemasan isi 900 miligram.

Salah seorang pedagang di Pasar Cikurubuk, Heni (35 tahun) mengatakan, harga minyak goreng curah di kiosnya saat ini dijual dengan harga Rp 18.500 per kg. Sebab, harga minyak curah dari distributor sudah di kisaran Rp 17.500 per kilogram.

"Dari distributornya juga sudah mahal, ya kita ikut naikin harga juga. Katanya mah karena sawitnya lagi susah, jadi mahal," kata dia, Senin (1/11).

Menurut dia, kenaikan harga minyak goreng curah sudah terjadi sejak dua bulan terakhir. Namun, kenaikan tak langsung terjadi secara signifikan, melainkan bertahap.

Heni mengatakan, dalam kondisi normal, harga minyak goreng curah hanya berkisar Rp 12 ribu per kg. Namun, saat ini kenaikan harga minyak sudah lebih dari 30 persen. Menurut dia, harga minyak goreng curah saat ini merupakan yang tertinggi selama ia berjualan.

Meski stok minyak goreng curah tetap tersedia, harganya yang tinggi membuat konsumennya lebih sedikit yang membeli. "Omzet jadi turun sekitar 50 persen. Saya kalau lagi normal bisa menjual sampai 400 kg sehari, sekarang cuma bisa 200 kg," kata dia.

Akibat kenaikan harga minyak goreng curah, ia menyebut, masyarakat banyak yang beralih ke minyak goreng kemasan. Menurut dia, yang masih membeli minyak goreng curah biasanya adalah pedagang.

"Kalau buat warung tetap pakai curah, tapi untuk rumahan pindah ke kemasan," ujar perempuan yang sudah lebih dari 10 tahun berjualan di Pasar Cikurubuk itu.

Salah satu pedagang lainnya, Solih (50) mengeluhkan naiknya harga minyak curah. Sebab, banyak konsumennya yang ikut protes.

"Meski akhirnya beli juga karena butuh. Namun tetap ngaruh ke penjualan, jadi turun 50 persen," kata dia.

Di kiosnya, minyak goreng curah diecer dengan satuan seperempat kg. Satu kemasan minyak goreng curah berisi seperempat kg itu dijual dengan harga Rp 5.000.

Salah seorang pedagang makanan di Kota Tasikmalaya, Mul (40) juga mengeluhkan harga minyak goreng curah yang terun naik. Kenaikan harga minyak goreng itu membuat pendapatannya dari menjual makanan menjadi turun.

"Buat ngatasinnya, minyaknya ya dipakai berulang-ulang. Soalnya harga makanan kan sudah buat dinaikan," kata dia.

Mul mengaku lebih memilih minyak goreng curah lantaran harganya lebih murah dari minyak goreng kemasan. Selain itu, minyak goreng curah juga dapat dibeli eceran.

Kepala Bidang Ketahanan Pangan, Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan, Enung Nurteti mengatakan, saat ini harga minyak goreng curah di pasaran berkisar Rp 17 ribu hingga Rp 18 ribu per kg. Pihaknya masih akan memantau harga di pasar modern dan pasar tradisional.

"Nanti hasil monitoring itu akan dijadikan bahan untuk membuat kebijakan. Sementara ini belum ada intervensi. Kita masih akan memonitoring," kata dia.

Enung menyebutkan, kenaikan harga minyak goreng curah ini bukan hanya terjadi di Kota Tasikmalaya. Kenaikan harga minyak juga terjadi secara nasional, termasuk untuk minyak kemasan.

Menurut dia, saat ini masyarakat memang masih banyak yang mengonsumsi minyak goreng curah. Sebab, masyarakat meyakini harga minyak goreng curah lebih murah dibanding minyak goreng kemasan. Padahal, perbedaan harga dua jenis minyak itu tak terpaut jauh. Sementara untuk kualitas, minyak goreng kemasan lebih terjamin. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement