Senin 01 Nov 2021 16:23 WIB

Sukabumi Perkuat Koperasi Ponpes Sebagai Ikon Ekonomi Umat

Pemkot Sukabumi, Jawa Barat, berupaya memperkuat koperasi pondok pesantren.

Rep: Riga Nurul Iman/ Red: Mas Alamil Huda
Para santri Pesantren Kaligrafi Alquran Lemka di Kota Sukabumi tengah mengikuti ujian kaligrafi cabang mushaf dan dekorasi. Pemkot Sukabumi, Jawa Barat, berupaya memperkuat koperasi pondok pesantren.
Foto: Republika/Riga Nurul Iman
Para santri Pesantren Kaligrafi Alquran Lemka di Kota Sukabumi tengah mengikuti ujian kaligrafi cabang mushaf dan dekorasi. Pemkot Sukabumi, Jawa Barat, berupaya memperkuat koperasi pondok pesantren.

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Pemerintah Kota (Pemkot) Sukabumi, Jawa Barat, berupaya memperkuat koperasi pondok pesantren. Hal ini dilakukan untuk menjadikan pondok pesantren sebagai salah satu ikon peradaban ekonomi umat.

Hal ini salah satunya dengan menggelar pelatihan Wirausaha Lembaga Keagamaan koperasi pondok pesantren se-Kota Sukabumi digelar di Hotel Balcony, Senin (1/11). Kegiatan yang dihadiri Wali Kota Sukabumi, Achmad Fahmi, ini dilakukan dalam rangka pengembangan lembaga ekonomi syariah berbasis pondok pesantren untuk terwujudnya Kota Sukabumi yang religius, nyaman, dan sejahtera.

Baca Juga

Hadir dalam momen tersebut Ketua Forum Komunikasi Ponpes Kota Sukabumi KH Fathullah Mansyur dan Asda 1 Setda Pemkot Sukabumi Tejo Condro Nugroho. ''Ponpes jadi ikon peradaban ekonomi umat dan diharapkan mampu secara profesional melakukan pengelolaan koperasi berbasis syariah yang dipahani sesuai koridor hukum,'' ujar Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi, Senin (1/11).

Ada tiga terobosan yang berhubungan dengan koperasi. Pertama, reorientasi pengelolaan koperasi apa yang akan dilakukan terutama koperasi ponpes. Apalagi, lanjut Fahmi, di Kota Sukabumi ada kebijakan tidak ada penambahan supermarket berbasis waralaba dan ini jadi peluang bagi ponpes mengambil ceruk ekonomi umat.

Menrut Fahmi, di ponpes bukan hanya memperdalam ilmu agama dan syariah, akan tetapi berhubungan ekonomi ponpes juga kuat sehingga membesarkan lembaga koperasi ponpes. Namun, lanjut Fahmi, pengembangan koperasi tidak bicara kuantitas tapi kualitas ingin yang tumbuh berkembang seusai aturan dan koperasi pesantren bisa berkembang. Intinya, kata dia, pelatihan ini menguatkan pengelola pesantren dalam melakukan reorientasi koperasi ponpes.

Kedua, lanjut Fahmi, rehabilitasi pascapandemi digerakkan penyehatan dari koperasi termasuk ponpes. Ketiga yakni proses pengembangan, pengelolaan koperasi harus adaptif dan berbasiskan teknologi menggunakan digitalisasi. ''Ponpes yakin mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman,'' kata Fahmi.

Wali kota berharap Sukabumi ingin membanggakan jangan hanya slogan kota santri tapi pengelolaan ekonomi syariah berbasis ponpes jadi rujukan bagi daerah lain. Sehingga, kata Fahmi, semua harus bersama-sama reorientasi, rehabilitasi, dan pengembangan koperasi. '' Insya Allah umat akan kuat dan terhindar dari pinjaman online (Pinjol) ilegal dan bank emok,'' cetus dia.

Di sisi lain, pemkot akan membuat satgas untuk mencegah praktek pinjol ilegal dan emok. Terakhir, pemkot berkomitmen dalam mengokohkan pesantren sebagai bagian dari pengembangan ekonomi umat.

Kabag Kesra Setda Kota Sukabumi Aang Zaenudin mengatakan, pelatihan ini diikuti sebanyak 50 orang perwakilan lembaga ponpes. Sementara narasumber Ketua Tim Penggerak PKK Kota Sukabumi Fitri Hayati Fahmi, Diskumindag, dan BMT Ibadurrahman.

Ketua Forum Komunikasi Ponpes Kota Sukabumi KH Fathullah Mansyur menyambut baik adanya pelatihan bagi pengelola koperasi di pesantren. Harapannya koperasi dapat memperkuat ekonomi umat khususnya di pesantren.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement