REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengingatkan perlunya antisipasi terhadap dampak algoritma kurasi di era perubahan digital. Wapres mengatakan, algoritma kurasi ini merupakan salah satu penyebab masifnya disinformasi atau informasi tidak benar (hoaks).
"Salah satu sebab terjadinya disinformasi masif itu adalah adanya algoritma kurasi yang membuat setiap orang atau kelompok orang meyakini hanya terhadap informasi yang dipasok dari kelompoknya sebagai kebenaran, sementara kelompok lain berpedoman pada kebenaran yang diyakini kelompoknya sendiri," ujar Wapres saat menyampaikan orasi ilmiah Dies Natalis ke-7 Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Kalimantan Timur, Selasa (2/11).
Wapres mengatakan, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya teknologi informasi memang membuka berbagai peluang baru untuk memperbaiki kehidupan manusia. Namun di sisi lain, perkembangan teknologi informasi juga membawa tantangan dan risiko.
Menurutnya, perubahan ini dapat membawa kemaslahatan atau kemudharatan, tergantung bagaimana kita menyikapi dan mengelolanya. Karena itu, jika tidak dikelola dengan tepat dapat menimbulkan keterbelahan dan perpecahan umat serta bangsa.
Untuk itu, ia berharap peran perguruan tinggi untuk memberikan bekal kepada para mahasiswa, selaku generasi muda bangsa agar berpikir kritis dalam menghadapi masuknya berbagai informasi. "Sebagai tahap akhir pendidikan formal seyogyanya dapat membekali mahasiswa untuk senantiasa berpikir kritis dalam menyikapi arus informasi, dengan berpegang teguh pada aqidah, akhlak, dan ilmu pengetahuan," ujar Kiai Ma'ruf.
Wapres juga mendorong UNU Kaltim untuk mempersiapkan generasi muda yang kompeten dan kompetitif, mampu bersaing secara global dengan tetap berakhlak mulia dan memiliki karakter kebangsaan yang kuat. Ia juga berpesan agar kemajuan teknologi dimanfaatkan untuk pengembangan diri, berkontribusi bagi masyarakat dan mencapai cita-cita bangsa.
“Saya mendorong UNU Kaltim untuk mempersiapkan generasi muda yang kompeten dan kompetitif, mampu bersaing secara global namun tetap memiliki akhlak mulia dan memiliki karakter kebangsaan yang kuat sehingga tidak terombang-ambing oleh arus perubahan,” kata Wapres.