Selasa 09 Nov 2021 17:22 WIB

Sebanyak 34 Napi Terorisme di Gunung Sindur Ikrar Setia NKRI

Ikrar Setia NKRI merupakan bentuk implementasi hasil akhir program deradikalisasi.

Rep: Shabrina Zakaria/ Red: Andri Saubani
Narapidana tindak pidana teorisme mencium bendera Merah Putih usai mengucap ikrar setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). (ilustrasi)
Foto: ANTARAHumas Kemenkumham
Narapidana tindak pidana teorisme mencium bendera Merah Putih usai mengucap ikrar setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR— Sebanyak 34 (tiga puluh empat) orang narapidana tindak pidana khusus terorisme di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Narkotika Kelas IIA Gunung Sindur, Kabupaten Bogor berikrar setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), Selasa (9/11). Ikrar Setia NKRI ini merupakan bentuk implementasi hasil akhir program deradikalisasi.

Kepala Lapas Narkotika Gunung Sindur, Damari, mengatakan ikrar yang diucapkan merupakan bentuk kesungguhan serta pengikat tekad dan semangat, untuk menegaskan bersedia kembali membangun kehidupan berbangsa dan bernegara dalam bingkai NKRI.

Baca Juga

“Ikrar Setia NKRI ini sebagai bentuk pembuktian pelaku individu dan kelompok untuk bersedia meninggalkan atau melepaskan diri mereka dari aksi dan kegiatan terorisme. Sekaligus menjadi pencerah kepada orang-orang di sekitarnya dan membantu pemerintah dalam menghambat proses penyebaran radikalisme di masyarakat,” ujar Damari melalui keterangan tertulis yang diterima Republika, Selasa (9/11).

Kepala Kantor Wilayah Kementerian hukum dan HAM Jawa Barat, Sudjonggo, mengatakan dengan ikrar setia ini, para narapidana terorisme kembali ke NKRI dengan semboyan Bhineka Tunggal Ika. Serta meningkatkan kesadaran Bela Negara untuk menjaga persatuan dan kesatuan Bangsa ini.

Ia juga mengapresiasi langkah-langkah yang telah diambil Lapas Narkotika Gunung Sindur dalam melaksanakan Pembinaan kepada Narapidana Terorisme. Sehingga, pada hari ini mampu kembali melaksanakan Upacara Ikrar Setia NKRI kepada 34 orang Narapidana Terorisme.

“Semoga kedepannya Lapas Narkotika Gunung Sindur tetap menjaga sinergitas dan kolaborasi dengan aparat penegak hukum terkait seperti dengan Polres, Densus, BNPT, BIN, Kodim, dan Stake Holder lainnya dalam melaksanakan Tugas dan Fungsi-nya, terutama dalam membina Napiter,” pesan Soejonggo.

Mewakili Direktur Jenderal Pemasyarakatan, Direktur Pembinaan Narapidana dan Latihan Kerja Produksi Direktorat Jenderal Pemasyarakatan, Thurman Hutapea, menyatakan ini merupakan salah satu bentuk keberhasilan pembinaan kepada narapidana yang dilakukan oleh Lapas Kelas IIA Narkotika Gunung Sindur. Dengan pernyataan ikrar setia kepada NKRI ini, artinya warga binaan telah siap untuk mencintai NKRI dan bersama-sama menjaga Pancasila dengan menghargai perbedaan yang ada.

Selain itu, juga memahami Pancasila bukan hanya berkedudukan sebagai Dasar Negara Republik Indonesia tetapi juga sebagai Ideologi Nasional, Pandangan Hidup Bangsa Indonesia, dan Pemersatu Bangsa. Dia berharap, setelah kegiatan ini para warga binaan bisa menjadi anggota masyarakat yang memiliki kesadaran terhadap hak dan kewajiban baik sebagai individu, masyarakat, dan sebagai warga negara.

“Bersikap dan bertingkah laku sebagai insan hamba Tuhan, yang mampu menggunakan cipta, rasa, dan karsa secara tepat, sehingga dapat bersikap adil, beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing,” ujar Thurman.

Salah seorang narapidana terorisme yang berikrar setia kepada NKRI, Amad Fauzan mengaku  beruntung mendapat pembinaan deradikalisasi di dalam lapas. Ia berterimakasih karena mendapat perlakuan yang baik dan tidak dikriminatif narapidana walau terbilang berstatus sebagai narapidana kategori extraordinary.  

Amad berjanji akan setia dan patuh kepada NKRI dan ikut serta menjaga masyarakat bangsa dan negara dari segala aksi terorisme yang dapat memecah belah persatuan dan kesatuan.

"Terimakasih kepada pihak lapas yang telah sabar memberi pembinaan dengan sangat baik, humanis tanpa kekerasan dan tidak diskriminatif,  hal intu sangat menyentuh hati kami hingga proses deradikalisasi dapat diterima dengan baik," tuturnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement