Senin 15 Nov 2021 17:44 WIB

Kuningan Siaga Bencana Hidrometeorologi

Semua pihak diminta memiliki komitmen bersama untuk pengurangan risiko bencana.

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Andi Nur Aminah
Bupati Kabupaten Kuningan Acep Purnama. (Republika/Edi Yusuf)
Foto: Republika/Edi Yusuf
Bupati Kabupaten Kuningan Acep Purnama. (Republika/Edi Yusuf)

REPUBLIKA.CO.ID, KUNINGAN -- Kabupaten Kuningan telah menetapkan siaga darurat bencana hidrometeorologi sejak awal November 2021 sampai April 2022. Semua pihak diminta memiliki komitmen bersama untuk pengurangan risiko bencana.

Apel kesiapsiagaan bencana hidrometeorologi pun digelar di Lapangan Sepak Bola Kelurahan Ciporang, Senin (15/11). Apel tersebut dipimpin oleh Bupati Kuningan, Acep Purnama.

Baca Juga

Acep menyatakan, penanggulangan bencana merupakan tanggung jawab semua pihak, baik pemerintah, masyarakat, dunia usaha, akademisi, dan media massa. Dia menyatakan, semua pihak itu harus bersama-sama proaktif dalam penanganan maupun pengurangan risiko bencana.

"Kewaspadaan dan kesiapsiagaan untuk mengantisipasi berbagai kemungkinan terjadinya bencana harus kita tingkatkan. Apel ini sebagai bentuk kesiapsiagaan seluruh elemen di Kabupaten Kuningan," kata Acep.

Bencana hidrometeorologi merupakan bencana yang diakibatkan parameter meteorologi seperti curah hujan, kelembapan, temperatur, dan angin. Mulai dari banjir, angin puting beliung, longsor, abrasi, hingga gelombang pasang.

Acep mengungkapkan, kerawanan tersebut bertambah seiring dengan masuknya musim penghujan. Untuk itu, dia berpesan agar personel serta sarana dan prasarana dapat dimaksimalkan dalam penanganan bencana.

"Tingkatkan koordinasi dan kolaborasi antar SKPD untuk saling bekerja sama dalam penanganan bencana secara tepat dan cepat," tegas Acep.

Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD  Kabupaten Kuningan, Indra Bayu mengungkapkan, sejumlah daerah di Kabupaten Kuningan memang rawan mengalami bencana hidrometeorologi. Meski berharap bencana tak lagi terjadi, namun dia mengimbau masyarakat di Kabupaten Kuningan untuk tetap mewaspadai bencana. "Saat ini curah hujan di Kabupaten Kuningan sudah mengalami peningkatan. Kami mengimbau masyarakat untuk waspada," kata Indra.

Indra mengatakan, bencana hidrometeorologi yang harus diwaspadai masyarakat di Kabupaten Kuningan pada musim penghujan terutama adalah longsor dan gerakan tanah. Selain itu, bencana lain yang juga harus diwaspadai yakni banjir di sejumlah daerah, baik akibat luapan sungai maupun lingkungan yang tidak terjaga kebersihannya.

Berdasarkan data Pusdalops Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kuningan, total kejadian bencana di Kabupaten Kuningan dalam rentang waktu Januari hingga Oktober 2021 sebanyak 156 kejadian. Dari jumlah itu, kejadian tanah longsor paling mendominasi dengan 109 kejadian.

Selain tanah longsor, bencana lainnya adalah angin kencang 18 kejadian, rumah ambruk 12 kejadian, banjir enam kejadian, kebakaran rumah lima kejadian dan gerakan tanah dua kejadian. Selain itu, sambaran petir satu kejadian, orang hanyut satu kejadian dan orang tenggelam dua kejadian.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement