Rabu 24 Nov 2021 17:56 WIB

Manisnya Bertani Tebu

Tahun pertama panen, keuntungan petani antara Rp 5 juta - Rp 10 juta per hektare.

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Andi Nur Aminah
Buruh tani memanen tebu hijau (ilustrasi)
Foto:

Ketua Bumdes Bintang Kerticala, Fityanul Hakim, menjelaskan, ada 300 hektare lahan milik PG Jatitujuh yang ditanami tebu oleh para anggotanya sejak 2018. Dia menyebutkan, anggotanya berjumlah 150 orang.

Untuk menggarap lahan tersebut, anggotanya membayar sewa ke PG Jatitujuh dengan nilai Rp 3 juta per hektare per tahun. Nilai sewa itu jauh lebih murah dibandingkan menyewa sawah ke perorangan yang harganya sekitar Rp 35 juta per hektare per tahun.

Fityanul menerangkan, untuk biaya tanam dan pemeliharaan pada tahun pertama, modal yang dibutuhkan sekitar Rp 25 juta per hektare. Namun untuk tanam dan pemeliharaan pada tahun-tahun berikutnya, hanya di kisaran Rp 15 juta hingga 17 juta per hektare per tahun.

Untuk memenuhi kebutuhan permodalan dalam menanam tebu, lanjut Fityanul, PG Rajawali menjembatani para anggotanya memperoleh kredit usaha rakyat (KUR) dari perbankan. Begitu pula untuk kebutuhan bibit, pupuk, pestisida dan kebutuhan tanam tebu lainnya, juga bisa dipenuhi oleh PG Jatitujuh. Segala kebutuhan itu nantinya akan dibayar saat mereka panen.

Fityanul mengakui, di tahun pertama panen, keuntungan yang diperoleh petani tebu antara Rp 5 juta hingga Rp 10 juta per hektare. Namun pada tahun kedua dan seterusnya, keuntungan bersih bisa mencapai Rp 20 juta hingga Rp 30 juta per hektare. "Panen tebu hanya setahun sekali. Masa panennya dilakukan selama empat bulan, dari Juni sampai Oktober," kata Fityanul.

Fityanul mengakui, tanaman tebu maupun tanaman padi sebenarnya sama-sama penting. Namun dalam hal ini, dia lebih memilih menanam tebu sebagai bentuk dukungan pada program pemerintah untuk swasembada gula. "Indonesia selama ini masih harus impor gula, padahal tanahnya subur," tutur Fityanul.

Fityanul mengatakan, pada awal bermitra dengan PG Jatitujuh, warga di desanya yang menanam tebu belum terlalu banyak. Namun setelah melihat manisnya bertanam tebu yang diperoleh warga yang telah lebih dulu menanam tebu, mereka ramai-ramai ikut menanam tebu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement