REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG -- Bank Indonesia (BI) Jawa Barat menggelar West Java Annual Meeting 2021 dengan tema “Saluyu Jawa Barat Bangkit”, Rabu (24/11). Sekitar 60 petinggi daerah dan stakeholder utama Bank Indonesia hadir langsung dan ratusan lainnya mengikuti secara online, serta live streaming melalui kanal YouTube BI Jawa Barat.
Menurut Kepala Perwakilan BI Jawa Barat, Herawanto, perekonomian Jawa Barat akan tumbuh positif hingga akhir 2021 dan meningkat di tahun 2022. Optimisme ini dapat tercapai apabila Jawa Barat mampu memanfaatkan momentum perbaikan ekonomi global.
Herawanto mengatakan, dalam kaitan ini, strategi dynamic balancing perlu diberlakukan secara konsisten agar mendorong permintaan domestik dan menggairahkan sektor produksi.
"Investasi salah satu kunci utama mendorong akselerasi pemulihan ekonomi, perlu sinergisitas berbagai pihak untuk mengawal, memonitor, dan mengevaluasi realisasi dan menyelesaikan berbagai hambatannya," ujar Herawanto, Rabu (24/11).
Selain itu, kata dia, perbankan juga harus semakin sigap dan cepat dalam menyalurkan pembiayaan untuk mendorong perekonomian. Menurutnya, lima kunci pemulihan ekonomi Jawa Barat masih sangat relevan untuk dijalankan. Yakni, membangun optimisme masyarakat dan pelaku ekonomi, menjaga keberimbangan pasar antara supply dan demand, mendorong sektor utama, investasi, pariwisata terukur dan UMKM.
Kunci selanjutnya, kata dia, adalah mendorong perbaikan daya beli masyarakat melalui berbagai cara, salah satunya dengan memberikan stimulus kepada masyarakat lewat beragam skema. Terakhir, yakni dengan mendorong percepatan digitalisasi ekonomi.
Herawanto menjelaskan, BI Jawa Barat telah meluncurkan sembilan rekomendasi kebijakan untuk mengakselerasi pemulihan ekonomi Jawa Barat di 2022.
Berikut sembilan poin rekomendasi tersebut:
1. Mempertahankan dynamic balancing.
2. Stimulus pendorong konsumsi.
3. Kelancaran transmisi konsumsi masyarakat menengah atas.
4. Digitalisasi end-to-end proses bisnis.
5. Mendorong peningkatan ekspor memanfaatkan momentum perbaikan ekonomi global.
6. Memperkuat industri Jawa Barat melalui SDM dan local value chain, khususnya mendorong interlinkage IKM dan industri besar.
7. Sinergi strategi pemulihan ekonomi dan pengendalian inflasi melalui rajutan digitalisasi ekonomi.
8. Menggali sumber pembiayaan ekonomi secara kreatif.
9. Evaluasi dan monitoring realisasi investasi secara kolaboratif.
Jawa Barat, kata dia, akan mampu mengakselerasi pemulihan ekonomi secara cepat. Karena, konsistensi dari Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil yang terus memelihara ekosistem investasi, baik lewat Kawasan Metropolitan Rebana di kawasan Utara Jawa Barat maupun lewat Arumanis di kawasan Selatan Jawa Barat.
"Dengan ini artinya Gubernur ingin terjadi pemerataan pertumbuhan baik dari utara maupun selatan, dan ini harus juga ditindaklanjuti oleh masing-masing kepala daerah," katanya.
Sementara menurut Gubernur Jawa Ridwan Kamil, kekuatan digitalisasi ekonomi Jawa Barat menjadi modal dasar untuk mempercepat realisasi visi “Jawa Barat Provinsi Digital”.
Ridwan Kamil yang akarab disapa Emil ini, meminta kepada semua Kepala Daerah di wilayah Jawa Barat untuk mengoptimalkan TP2DD yang merupakan wadah bagi semua Kepala Daerah untuk merumuskan berbagai kebijakan dan strategi implementasi percepatan dan perluasan digitalisasi di segala sektor.
Selain itu, Emil juga meminta semua pihak agar menjaga optimisme pemulihan ekonomi Jawa Barat dan menyampaikan berbagai isu penting yang akan mewarnai perekonomian di tahun 2022. Termasuk, mendorong green economy yang menjadi salah satu tema utama Presidensi RI di Forum G20.
"Salah satu peluang ekonomi, selain penerapan digitalisasi adalah penerapan ekonomi dan industri yang berkelanjutan (sustainable) yang tentu saja bercirikan green economy," katanya.
Hal ini, kata dia, tentunya harus menjadi perhatian semua Kepala Daerah dan jajarannya. Jawa Barat yang semakin terdepan dalam penerapan green economy akan mendudukkan Jawa Barat sebagai wilayah dengan daya tarik investasi dan daya saing perdagangan yang semakin tinggi di pasar global.
"Potensi pengembangan green economy masih akan terbuka bagi Jawa Barat, baik di kawasan Utara dengan industri masa depan yang ramah lingkungan, maupun di kawasan Selatan Jawa Barat yang kaya proyek green economy sektor pariwisata dan pertanian," kata Emil.