REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR—Situs cagar budaya Batutulis di Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor akan dipamerkan dalam perhelatan Kongres ke-V Jaringan Kota Pusaka Indonesia (JKPI) di Kota Bogor awal Desember 2021. Situs cagar budaya Batutulis dipilih untuk dikunjungi, karena dinilai memiliki nilai sejarah yang tinggi.
Hal itu disampaikan Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kota Bogor, Atep Budiman. Dipilihnya situs cagar budaya Batutulis untuk dipamerkan saat Kongres JKPI nanti, juga berdasarkan hasil kajian dari akademisi Universitas Padjajaran.
“Di kawasan itu, berdasarkan hasil kajian tahun lalu oleh akademisi dari Unpad, di situ punya nilai sejarah tinggi sebagai ibu kota Padjajaran. Nah itu kita akan tunjukkan, akan coba kita angkat cerita itu,” ujar Atep kepada RepJabar, Senin (29/11).
Atep menjelaskan, infrastruktur di kawasan Batutulis saat ini belum ditata secara maksimal karena terkendala beberapa hal. Hanya saja, kata dia, Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor melakukan penataan di area parkir agar pengunjung nyaman mendatangi situs cagar budaya Batutulis.
Ke depan, situs cagar budaya Batutulis akan ditata agar memiliki nuansa Kerajaan Padjajaran. “Mudah-mudahan kalau anggarannnya ada kita lanjutkan di tahun berikutnya supaya di kawasan Batutulis itu menjadi situs budaya yang betul-betul kawasan wisata budaya bernuansa Kerajaan Padjajaran,” jelasnya.
Tak hanya memamerkan Batutulis, Kota Bogor yang menjadi tuan rumah dalam Kongres ke-V JKPI, juga akan mempromosikan kuliner legendaris Bogor dalam beberapa kesempatan. Misalnya, disajikan saat makan malam maupun sebagai minuman saat welcome drink. Makanan khas Bogor yang disajikan antara lain toge goreng, soto kuning, dan nasi liwet.
Selain itu, sambung Atep, para pelaku seni juga akan menampilkan seni-seni Sunda yang dikenal banyak orang. Mulai dari celempungan, kecapi, suling, dan seni tari tradisional yang mewakili keragaman budaya Indonesia.
Atep menambahkan, dipilihnya Kota Bogor menjadi tuan rumah Kongres ke-V JKPI, sudah ditentukan dalam rakernas tahun sebelumnya. “Itu memang sudah ditetapkan di tahun sebelumnya, yang disiapkan pada saat rakernas, kemudian menetapkan Kota Bogor jadi tuan rumah kongres kelima. Persiapan Kota Bogor ini sebelumnya juga sudah disiapkan pada Pra Kongres di Aceh,” tegasnya.