Senin 06 Dec 2021 15:31 WIB

Pegadaian Ikut Business Matching UMKM dari LP3I

Layanan yang diberi kepada UMKM yaitu pendanaan maupun pelatihan dan pendampingan.

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Fuji Pratiwi
Pegadaian (ilustrasi). PT Pegadaian mengikuti program business matching dengan UMKM yang digelar LP3I.
Foto: Republika/ Wihdan
Pegadaian (ilustrasi). PT Pegadaian mengikuti program business matching dengan UMKM yang digelar LP3I.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Lembaga Pendidikan dan Pengembangan Profesi Indonesia (LP3I) Bandung, Jawa Barat, memfasilitasi pelaku UMKM bertemu dengan tiga investor dalam program business matching. Ketiga investor yang didatangkan yaitu PT Pegadaian, PT Permodalan Nasional Madani (PNM) dan Kios Produk Indonesia.

Kepala Departemen Bisnis Suport Kanwil X Bandung PT Pegadaian R Bambang Heru Subianto mengatakan, Pegadaian terlibat dalam business matching dan inkubasi bisnis pelaku UMKM yang diinisasi oleh kampus LP3I. Layanan yang diberikan kepada pelaku UMKM yaitu bantuan pendanaan maupun pelatihan dan pendampingan.

Baca Juga

Ia mengatakan, Pegadaian selama ini menyediakan gerai di PT Pegadaian untuk dimanfaatkan oleh para pelaku UMKM. Selain itu memberikan fasilitas meja secara gratis yang dapat digunakan untuk berjualan.

Dalam business matching, Bambang mengatakan, Pegadaian ke depan bisa memberikan pendanaan atau fasilitas alat produksi. Program yang dapat diakses pelaku usaha yaitu pembiayaan gadai emas dan kredit pinjaman usaha.

"Dua produk ini pada prinsipnya ke seluruh masyarakat tapi untuk pelaku usaha namanya kredit pinjaman usaha mulai Rp 1 juta sampai Rp 400 juta. Yang pasti lebih memudahkan karena masyarakat butuh kecepatan pelayanan," kata dia.

Salah seorang pelaku UMKM Yani (51 tahun) pemilik produk C'Kriuk Bawang Goreng Sumenep mengaku mendapatkan manfaat dari ikut pelatihan bersama Rumah Entrepreneurship LP3I yaitu memahami terkait perizinan berusaha. Pemasaran pun lebih meningkat.

"Manfaat ikut kegiatan dari Kemenkop bekerjasama LP3I banyak terutama untuk legalitas, saya dapat ilmu sebelumnya belum tahu cara mengurus perizinan pemasaran meningkat karena bekerjasama dengan marketplace," kata Yani.

Pelaku usaha produk Hijab Zhafirah Tina (36 tahun) mengatakan dengan mengikuti kegiatan pelatihan bersama LP3I membuat bisa lebih dapat memperoleh nomor izin berusaha (NIB). Ia berharap produknya dapat di ekspor ke mancanegara.

"Harapannya lulus kurasi untuk produk luar negeri," kata Tina.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement