Jumat 07 Jan 2022 19:19 WIB

BSSN: Data Kesehatan Sedang Jadi Incaran Para Hacker

Data kesehatan memiliki nilai yang sangat tinggi karena adanya pandemi Covid-19.

Rep: Flori Sidebang/ Red: Ilham Tirta
Hacker (Ilustrasi)
Foto: Flickr
Hacker (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Data pasien rumah sakit yang ada di server Kementerian Kesehatan (Kemenkes) diduga bocor dan beredar di internet. Ini bukanlah kali pertama data milik Kemenkes diretas. Sebelumnya, data pribadi pengguna eHAC juga sempat bocor beberapa waktu yang lalu.

Juru Bicara Badan Siber dan Sandi Negara (BSNN), Anton Setiawan menjelaskan, seiring pandemi Covid-19, secara global sektor kesehatan menjadi primadona dan prioritas program di berbagai negara. Sehingga data kesehatan menjadi incaran para peretas karena memiliki nilai yang sangat tinggi.

Baca Juga

"Data kesehatan dan data pribadi di dalamnya menjadi aset informasi yang sangat berharga. Inilah yang menarik penjahat siber untuk mendapatkan data tersebut secara ilegal," kata Anton saat dihubungi Republika.co.id, Jumat (7/1).

Anton menambahkan, saat ini tim tanggap insiden siber BSSN sedang bekerj sama dengan tim Kemenkes untuk mendalami dugaan kebocoran data pasien rumah sakit tersebut. "Kita tunggu saja. Nanti teman-teman di Kemenkes pasti akan sampaikan," ujarnya.

Kemudian, sambung dia, langkah yang disarankan oleh BSSN kepada Kemenkes saat ini adalah melakukan evaluasi sistem elektronik secara menyeluruh. Setelah itu, melakukan penerapan perkuatan sistem yang mengacu pada Peraturan BSSN Nomor 4 tahun 2021 tentang Pedoman Manajemen Keamanan Informasi Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE) dan Standar Teknis dan Prosedur Keamanan SPBE.

Sebelumnya diberitakan, jutaan data pasien dari berbagai rumah sakit, yang berada di server Kementerian Kesehatan diduga bocor dan dijual di forum gelap. Peretas dalam forum tersebut mengklaim data berasal dari "server terpusat Kementerian Kesehatan Indonesia" pada 28 Desember 2021.

Berdasarkan tautan yang beredar, dokumen tersebut berisi informasi medis pasien dari berbagai rumah sakit, total data berjumlah 720 gigabite (GB). Pengunggah di forum tersebut juga menyertakan 6 juta sampel data, berisi antara lain nama lengkap pasien, rumah sakit, foto pasien, hasil tes Covid-19 dan hasil pindai X-Ray.

Selain yang disebutkan, data yang bocor juga berisi keluhan pasien, surat rujukan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS Kesehatan), laporan radiologi, hasil tes laboratorium, dan surat persetujuan menjalani isolasi untuk Covid-19.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement