REPUBLIKA.CO.ID, CIANJUR -- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Cianjur, Jawa Barat, menggelar vaksinasi serentak untuk anak usia dini 6-11 tahun. Caranya, dengan mendatangi masing-masing sekolah dasar (SD) yang ada di seluruh wilayah daerah itu.
"Pemerintah daerah menggunakan istilah imunisasi Covid-19 agar siswa tidak takut," kata Bupati Cianjur Herman Suherman di Cianjur Senin (10/1/2022).
Ia mengatakan, vaksinasi anak usia 6-11 tahun dimulai serentak hari Senin (10/1) bertepatan dengan hari pertama masuk sekolah usailibur semester dengan target sasaran 256 ribu siswa se-Cianjur. "Kami bersama forkopimda Cianjur, sudah menggejar vaksinasi anak usia dini sejak pekan lalu, namun belum maksimal karena sebagian besar masih libur semester, namun untuk hari ini, gebyar dilakukan serentak dengan melibatkan tenaga kesehatan di masing-masing puskesmas," katanya.
Vaksinasi anak usia dini, kata dia, ditargetkan tuntas hingga akhir Januari, namun diperkirakan akan lebih cepat karena masing-masing sasaran mudah dijangkau karena diadakan di sekolah baik SD ataupun MI dan sekolah swasta. Bahkan untuk mencapai target sesuai jadwal ungkap Herman, tenaga kesehatan tidak hanya mendatangi sekolah-sekolah, namun saat Sabtu dan Minggu, membuka pelayanan di puskesmas, sehingga siswa yang belum mendapatkan vaksinasi karena tidak masuk sekolah masih dapat mengikuti vaksin di puskesmas.
Ia menambahkan, untuk mengajak meningkatkan antusias agar siswa tidak takut dengan bahasa vaksin, istilah tersebut diganti dengan imunisasi Covid-19. Bahkan, kata Herman Suherman, di sejumlah titik Pemkab Cianjur bersama Forkopimda, menyiapkan badut untuk menghibur anak-anak selama menjalani tahapan vaksinasi.
Sementara sejumlah siswa di SDN di Kecamatan Cianjur yang menjalani vaksinasi, mengatakan tidak takut untuk menjalani proses. Bahkan sebagian besar mengaku sudah berharap sejak jauh hari karena kedua orang tua dan kakaknya sudah mendapat vaksinasi.
"Sudah lama ingin di vaksin karena saat liburan saya tidak bisa masuk ke berbagai wahana permainan karena belum divaksin. Tidak takut karena kata mama, seperti digigit semut," kata seorang siswa SDN Ibu Jenab I, Marina Silvia (6).