Rabu 12 Jan 2022 19:09 WIB

Harga Minyak Goreng Masih Tinggi, Pedagang di Tasikmalaya Mengeluh

Pedagang camilan di Tasik menyebut harga minyak goreng sudah naik sejak November 2021

Rep: Bayu Adji P, Arie Lukihardianti/ Red: Irfan Fitrat
Warga mengantre saat operasi pasar murah minyak goreng yang digelar Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Barat di Pasar Sehat Cileunyi, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Senin (10/1/2022).
Foto: Edi Yusuf/Republika
Warga mengantre saat operasi pasar murah minyak goreng yang digelar Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Barat di Pasar Sehat Cileunyi, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Senin (10/1/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA — Sejumlah pedagang camilan di Kota Tasikmalaya mengeluhkan harga minyak goreng di pasaran yang masih terbilang tinggi. Beberapa pedagang terpaksa mengurangi ukuran camilan yang dijualnya.

Kondisi tersebut dikeluhkan Rahmat (31 tahun), salah satu pedagang camilan yang biasa berjualan di depan SDN Pengadilan, Kecamatan Tawang, Kota Tasikmalaya. Menurut dia, harga normal minyak goreng curah biasanya hanya Rp 14 ribu per kilogram. Adapun saat ini harganya disebut masih sekitar Rp 20 ribu per kilogram.

“Naik sudah dari November. Namun, tingginya pas akhir tahun, sampai sekarang tak turun. Pernah turun Rp 500 sehari, tapi naik lagi,” ujar Rahmat kepada Republika.co.id, Rabu (12/1/2022).

Menurut Rahmat, tingginya harga minyak goreng membuat pedagang kecil sepertinya serbasalah. “Mau naikin harga, konsumen komplain. Jadi, akalinnya lebih tipis gorengannya,” kata pedagang yang berjualan camilan cimol dan otak-otak itu.

Rahmat berharap harga minyak goreng di pasaran kembali normal, sehingga pedagang kecil tidak kesulitan. “Untungnya sekarang ketolong sama anak sekolah yang sudah masuk lagi. Kalau sekolah libur mah susah,” ujar dia.

Pedagang lainnya, Atiek (45), mengaku masih membeli minyak goreng di pasar dengan harga sekitar Rp 20 ribu per kilogram. Menurut dia, harga minyak goreng ini sudah mengalami kenaikan sejak akhir tahun lalu. Dengan kondisi seperti ini, ia mengaku tak bisa serta-merta menaikkan harga makanan yang dijualnya. Solusinya, ia mengurangi ukuran gorengannya. “Jadi, gorengan lebih kecil. Kalau dinaikin harganya mah kabur pembelinya,” kata dia.

Atiek mengaku hingga kini belum menerima informasi soal adanya rencana operasi pasar murah minyak goreng di Kota Tasikmalaya. Awal pekan ini, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Jawa Barat mengabarkan soal operasi pasar murah minyak goreng. Menurut Pelaksana Tugas Kepala Disperindag Provinsi Jabar M Arifin Soedjayana, operasi pasar minyak goreng ini akan digelar di 11 kabupaten/kota. “Harga minyak goreng di operasi pasar ini dijual Rp 14 ribu per botol,” kata Arifin.

Daerah yang menjadi sasaran operasi pasar minyak goreng ini disebut, antara lain Kabupaten Bandung, Kota Bandung, Kota Bogor, Kota Bekasi, Kota Sukabumi, dan Kota Depok. Selain itu, Kota Cirebon, Kabupaten Karawang, Kabupaten Purwakarta, Kabupaten Bogor, dan Kabupaten Bekasi.

Untuk kebutuhan operasi pasar kali ini, kata Arifin, dialokasikan sekitar 240 ribu botol minyak goreng kemasan satu liter. “Jadi, total hampir 240 ribu liter untuk Jawa Barat, dan itu (operasi pasar) akan dilakukan mulai Senin sekarang sampai akhir pekan nanti,” ujar dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement