REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil kembali angkat bicara menanggapi pernyataan anggota DPR Arteria Dahlan yang dinilai mengusik warga Sunda. Kang Emil, sapaan Ridwan Kamil, mengingatkan, agar pejabat publik mengurangi gestur yang berpotensi menimbulkan pertengkaran.
Menurutnya, daripada berbicara yang justru menimbulkan polemik, lebih baik diam. "Jadi, kurangi potensi pertengkaran. Bicaralah yang baik atau diam. Itu harus ditunjukkan semua pemimpin atau individu," kata Emil di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Jawa Timur, Kamis (20/1/2022).
Kang Emil pun mengingatkan, ketika seseorang menimbulkan kesalahpahaman, akan lebih mulia jika yang bersangkitan menyampaikan permohonan maaf. Permohonan maaf yang dilayangkan disebutnya akan menunjukkan kebesaran jiwa seseorang.
"Itu akan menunjukkan kebesaran seorang individu. Kita ini masyarakat timur yang semuanya silaturahmi, tidak mahal meminta maaf itu," kata Emil.
Seperti diketahui, pernyataan politikus PDIP Arteria Dahlan yang meminta seorang Kepala Kejaksaan Tinggi dicopot karena berbahasa Sunda dalam rapat resmi, memicu polemik publik. Termasuk dari budayawan, seniman, dan masyarakat Sunda yang tergabung pada Koalisi Masyarakat Penutur Bahasa Sunda. Mereka mengaku kecewa dengan pernyataan anggota DPR RI tersebut.
"Kita menuntut pertama DPP PDI menarik Arteria Dahlan dari keanggotaannya di DPR RI, PAW lah. Saya tidak tahu mekanisme seperti apa yang penting kalau PDIP memikirkan masa depannya memikirkan partainya terutama di Jawa Barat dan tatar Sunda dia harus mencopot Arteria Dahlan," ujar Koordinator Koalisi Masyarakat Penutur Bahasa Sunda Cecep Burdansyah.