Kamis 20 Jan 2022 17:34 WIB

Pakai Headset, Mahasiswa UI Tewas Tersambar Kereta Commuter Line

Penjaga palang pintu perlintasan sudah memberi tanda peringatan, tapi korban abai.

Rep: Rusdy Nurdiansyah / Red: Agus Yulianto
Sejumlah pengendara menerobos pintu perlintasan kereta. (Ilustrasi)
Foto: Republika/Mahmud Muhyidin
Sejumlah pengendara menerobos pintu perlintasan kereta. (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Nahas menimpa seorang mahasiswa Fakultas Farmasi Universitas Indonesia (UI), Bonita Amelia (24 tahun). Dia meninggal dunia setelah tersambar kereta Commuter Line, di perlintasan sebidang Stasiun Pondok Cina, akses UI Depok, Kamis (20/10) sekira pukul 13.00 WIB. 

Keterangan saksi mata, Taufik (49), kejadian ini terjadi saat korban hendak meintas perlintasan rel kereta dari Kampus UI menuju Jalan Margonda. Pada saat melintas, posisi perlintasan sudah tertutup dan alarm berbunyi tanda akan ada kereta yang datang. 

"Saya lihat korban mau nyebrang, tapi saat kesambar saya nggak lihat, cuma dengar ada suara benturan, lalu orang berteriak. Korban terseret cukup jauh hingga kereta berhenti di stasiun Pondok Cina," ujarnya.

Menurut Kapolsek Beji Kompol Agus Khaeron, korban tidak menghiraukan peringatan masinis di perlintasan kereta. Jasad korban terseret hingga 25 meter.

"Korban meninggal di tempat dengan kondisi tubuh hancur. Dari kartu pengenal, korban mahasiswa UI dan anggota BEM UI. Penjaga palang pintu perlintasan sudah kasih tanda peringatan dan meneriaki ada kereta sudah dekat. Namun korban yang memakai headset tetap jalan menyebrang dan langsung tersambar kereta yang melaju dari arah Jakarta-Bogor," ujarnya.

Dia menambahkan, barang-barang milik korban yang disimpan dalam tas warna abu-abu lanjut berisi  dua HP merek Samsung dan satu dompet pink berisi identitas korban dan uang Rp 78 ribu.

"Barang bawaan korban yang tercecer di lokasi sudah kami amankan. Kartu identitas korban yang ditemukan ada kartu tanda pengenal ID korban sebagai anggota BEM UI Fakultas Farmasi, staf Departemen Seni dan Budaya. Jenasah dibawa ke RS Polri Kramat Jati Jakarta untuk divisum karena jasadnya sudah rusak dan tidak dapat dikenali," ungkap Agus. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement