Jumat 21 Jan 2022 17:09 WIB

Institut Tazkia Gelar Pelatihan Penyusunan Laporan Akuntansi

Penting mengajarkan akuntansi sejak dini kepada para siswa dan santri.

Rektor IAI Tazkia Murniati Mukhlisin
Foto: Agung/Republika
Rektor IAI Tazkia Murniati Mukhlisin

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Program Studi Akuntansi Syariah bekerja sama Program Studi Magister Akuntansi Syariah Institut Agama Islam (iai) Tazkia mengadakan rangkaian kegiatan Sosialisasi dan Pelatihan Penyusunan Laporan Keuangan Akuntansi Pesantren Rabu-Kamis (19-20/1/2022). 

Kegiatan sosialisasi dan pelatihan secara online ini dihadiri oleh peserta dari pesantren seluruh Indonesia mulai dari Aceh hingga Indonesia Timur yang melibatkan panitia dari dosen dan mahasiswa S1 Akuntansi Syariah.

Acara ini dibuka dengan sambutan dari Rektor Institut Tazkia, Murniati Mukhlisin. "Penting mengajarkan akuntansi sejak dini kepada para siswa dan santri," kata dia dalam keterangannya yang diterima Republika.co.id, Jumat (21/1/2022). Rektor juga sekaligus melaunching Forum Akuntansi Pesantren sebagai wadah diskusi dan berbagi tentang perkembangan akuntansi pesantren. 

Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Syariah Institut Tazkia Achmad Firdaus menyampaikan, kunci keberhasilan pendidikan akuntansi syariah ada di pesantren. Kata dia, pesantren sebagai lembaga yang mengajarkan nilai-nilai Islam, sudah selayaknya juga mempraktikkan pencatatan laporan keuangan berdasarkan metode dalam akuntansi syariah. 

Tidak hanya itu, ucapnya, sistem yang berjalan di pesantren seharusnya juga tetap bisa bertahan, walaupun pendiri awal pesantren sudah meninggal atau berganti. "Hal ini menunjukkan bahwa pesantren berhasil melanjutkan kemaslahatan yang terus mengalir dan membawa banyak manfaat," ujarnya.

Narasumber pelatihan Sigid Eko Pramono yang juga inisiator Pedoman Akuntansi Pesantren dan aplikasi SANTRI mengatakan, pedoman akuntansi pesantren merupakan salah satu langkah yang diambil oleh Bank Indonesia dalam rangka mewujudkan visi Indonesia sebagai pusat ekonomi dan keuangan syariah dunia. Kata dia, penguatan ekonomi syariah di Indonesia salah satunya dimulai dari Program Pengembangan Kemandirian Ekonomi Pesantren. 

"Pada umumnya, pesantren memiliki aliran dana dari iuran pendidikan yang dibayarkan oleh para santri, usaha mandiri pesantren, dan juga wakaf," ujarnya. 

Pedoman ini, kata Eko, dibuat untuk memudahkan pengelolaan asset dan juga transaksi operasional pesantren. Seringkali, ungkap dia, pesantren menghadapi kesulitan ketika ingin mengetahui mengenai berapa total dana yang diterima, berapa total dana yang dikeluarkan untuk kegiatan pendidikan, bahkan berapa jumlah total utang dan piutang yang dimiliki pesantren. 

Eko menambahkan, kunci sukses penerapan pedoman ada pada pimpinan pondok pesantren. Pimpinan pondok pesantren, kata dia, harus berkomitmen untuk melakukan pemisahan harta yayasan/pesantren dan harta pimpinan pondok. "Tanpa komitmen yang kuat, pelaksanaan penerapan pedoman ini akan sulit dilakukan," ujarnya.

Sedangkan narasumber Grandis Imama Hendra membahas mengenai teknis akuntansi pesantren. Grandis memaparkan pesantren harus menyimpan dengan baik dokumentasi bukti-bukti transaksi untuk memudahkan pencatatan keuangan. Selain itu, juga diperlukan komitmen dan disiplin dalam melakukan pencatatan berdasarkan bukti-bukti transaksi untuk menyusun laporan keuangan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement