Senin 24 Jan 2022 07:23 WIB

Jadi Langganan Penyebab Banjir, Sungai Ciberes Perlu Dinormalisasi

Dari hasil assesment sementara, diketahui penyebab banjir adalah penyempitan aliran S

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Agus Yulianto
Hujan dengan intensitas tinggi telah menyebabkan Sungai Ciberes meluap, Jumat malam-Sabtu  (22-23/1/2022) malam hingga Selasa (11/1/2022) menyebabkan sejumlah desa di Kecamatan Waled, Kabupaten Cirebon, terendam banjir..
Foto: istimewa
Hujan dengan intensitas tinggi telah menyebabkan Sungai Ciberes meluap, Jumat malam-Sabtu (22-23/1/2022) malam hingga Selasa (11/1/2022) menyebabkan sejumlah desa di Kecamatan Waled, Kabupaten Cirebon, terendam banjir..

REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Banjir menyergap Kecamatan Waled pada Jumat malam-Sabtu (21-22/1/2022) telah merendam tiga desa di wilayah tersebut. Selain curah hujan tinggi, kapasitas Sungai Ciberes yang melintas di kecamatan ini, tak mampu menampung debit air yang belimpah sehingga menyebabkan air limpas ke permukiman penduduk.

Banjir yang menerjang sejumlah desa di Kecamatan Waled, Kabupaten Cirebon, memang menjadi langganan setiap musim hujan tiba. Karena itu, untuk mencegah terulangnya hal serupa, dibutuhkan normalisasi Sungai Ciberes yang menjadi penyebab banjir tersebut.

Banjir di Kecamatan Waled pada Jumat (21/1) malam hingga Sabtu (22/1) telah merendam tiga desa. Yakni, Desa Mekarsari Dusun 1 – 5, Desa Gunung Sari Dusun 1 – 4 dan Desa Ciuyah Blok 1 – 3. Air mulai masuk ke wilayah permukiman pada Jumat (21/1/2022) pukul 19.00 WIB, dengan ketinggian bervariasi antara 15 – 150 cm.

Selain di Kecamatan Waled, banjir juga terjadi di Desa Gembongan Mekar, Kecamatan Babakan, Sabtu (22/1) pukul 01.30 WIB, serta Desa Dompyong Kulon Dusun 1 dan 2 Kecamatan Gebang, Sabtu (22/1) pukul 02.30 WIB.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cirebon, Alex Suheriyawan, menyebutkan, total ada 1.087 rumah warga di lima desa itu yang terendam banjir. Dia merinci, di Desa Mekarsari, tercatat ada 369 unit rumah warga yang terendam. 

Selain itu, banjir juga merendam satu masjid, empat mushola, satu Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan satu PAUD. Di desa itu, ada 382 kepala keluarga (KK) yang terdiri dari 1.528 jiwa yang terdampak banjir.

Di Desa Gunungsari, banjir merendam 350 unit rumah, satu masjid, satu SD, satu TK, satu PAUD, satu SMP dan satu MI. Di desa tersebut, ada 700 KK yang terdiri dari 1.200 jiwa yang terdampak.

Sedangkan di Desa Ciuyah, ada 245 unit rumah warga yang terendam. Di desa itu, ada 395 KK dan 1.055 jiwa warga yang terdampak. Di Desa Gembongan Mekar, tercatat ada 40 unit rumah warga yang terendam. Sedangkan jumlah warga yang terdampak ada 60 KK yang terdiri dari 240 jiwa.

Sementara di Desa Dompyong Kulon Dusun 1 dan 2, banjir merendam 83 unit rumah warga. Tercatat ada 136 KK yang terdiri dari 362 jiwa warga yang terdampak bencana tersebut.

"Untuk korban jiwa dan luka nihil," kata Alex kepada Republika, Ahad (23/1).

Kapolresta Cirebon, Kombes Pol Arif Budiman, meninjau lokasi banjir di Kecamatan Waled, Sabtu (22/1). Dia mendatangi, Desa Mekarsari dan Desa Gunungsari yang terdampak banjir cukup parah.

Arif pun memastikan, seluruh warga terdampak banjir di Kecamatan Waled telah ditangani oleh petugas gabungan dari mulai TNI, Polri, BPBD, dan lainnya. Selain itu, dipastikan tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut.

"Kami sudah meninjau Balai Desa Gunungsari yang dijadikan lokasi pengungsian warga terdampak banjir. Alhamdulillah, seluruh warga yang menjadi korban banjir sudah ditangani," ucap Arif.

Arif menyebutkan, semula ada 200 warga yang sempat dievakuasi ke Balai Desa Gunungsari karena rumahnya terendam banjir cukup parah pada Jumat malam. Namun, pada Sabtu, hanya tersisa 80 orang yang masih mengungsi di balai desa tersebut. Sedangkan 120 warga telah kembali ke rumahnya masing-masing.

Arif menambahkan, dari hasil assesment sementara, diketahui penyebab banjir adalah penyempitan aliran Sungai Ciberes. Sehingga, saat hujan deras dan ditambah meningkatnya debit air dari daerah hulu, sungai akan meluap dan merendam permukiman warga.

Arif menilai, perlu langkah konkret untuk menangani banjir di Kecamatan Waled. Pasalnya, banjir tersebut bersifat tahunan dan kerap terjadi setiap musim hujan.

"Hal ini perlu dievaluasi agar program normalisasi sungai, seperti pengerukan, dapat dilaksanakan di Sungai Ciberes. Kami akan mengkoordinasikannya dengan berbagai pihak dari mulai pemda dan lainnya untuk mengatasi banjir ini dari daerah hulunya," kata Arif.

Sementara Korlap BPBD Kabupaten Cirebon, Faozan, memastikan, banjir di Kecamatan Waled semuanya telah surut pada Ahad (23/1). Hanya ada beberapa titik di Desa Mekarsari yang masih ada genangan air dengan ketinggian 10 cm.

"Untuk pengungsi semuanya sudah pulang dari kemarin. Tidak ada lagi pengungsi di balai desa," tandas Faozan kepada Republika, Ahad (23/1). 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement