Selasa 25 Jan 2022 20:01 WIB

Erick Thohir Dukung Pengembangan Usaha PTPN VIII

Erick menyaksikan penyerahan produk the ekspor dari Direktur PTPN VIII kepada pembeli

Rep: Arie Lukihardianti / Red: Agus Yulianto
Menteri BUMN Erick Thohir saat memantau Grebek Pasar Murah Minyak Goreng Nusakita milik PTPN Group yang berada di Alun-alun Cianjur, akhir pekan lalu.
Foto: Istimewa
Menteri BUMN Erick Thohir saat memantau Grebek Pasar Murah Minyak Goreng Nusakita milik PTPN Group yang berada di Alun-alun Cianjur, akhir pekan lalu.

REPUBLIKA.CO.ID,  BANDUNG -- Menteri BUMN Erick Thohir melakukan kunjungan ke PT Perkebunan Nusantara VIII (PTPN VIII), akhir pekan lalu. Lokasi pertama yang dikunjungi adalah area Grebek Pasar Murah Minyak Goreng Nusakita milik PTPN Group yang berada di Alun-alun Cianjur. Sebanyak 9. 000  liter minyak goreng Nusakita dijual dengan harga di bawah harga pasar, namun tetap dengan kualitas premium. 

Harga minyak goreng yang melambung tinggi akhir-akhir ini menjadi momen tepat bagi PTPN untuk ikut berkontribusi dalam membantu memudahkan masyarakat Kabupaten Cianjur agar tetap dapat mengkonsumsi minyak goreng. Direktur PTPN VIII Didik Prasetyo, Direktur Umum Holding Perkebunan Nusantara Doni Gandamiharja dan Komisaris Independen PTPN VIII Adrian Zakhary menyambut kedatangan Menteri BUMN di tenda pasar murah. 

Erick Thohir menyempatkan diri untuk menyapa para pembeli yang sedang mengantri dengan rapi sesuai prokes. Grebek Pasar Minyak Goreng Nusakita di Kabupaten Cianjur merupakan urutan ketiga dari Rangkaian Pasar Murah Minyak Goreng PTPN Group.

Erick berharap, dengan adanya kegiatan pasar murah ini masyarakat dapat terbantu dalam peningkatan daya beli. “BUMN Bantu operasi Pasar sesuai dengan arahan Bapak Presiden Jokowi, Dan mudah-mudahan bisa membantu masyarakat semua, nuhun ya," ujar Erick dalam siaran pers PTPN VIII, Selasa (25/1).

Lokasi kedua yang dikunjungi Erick adalah Perkebunan Teh Gedeh Mas yang berlokasi di Kebun Gedeh Mas Kabupaten Cianjur. Lokasi ini merupakan perkebunan teh dengan ketinggian sedang dan berudara sejuk dan asri.

Erick Thohir pun, turun langsung ke kebun teh dan berdialog dengan para pemetik teh Kebun Gedeh Mas untuk mengetahui teknis pemetikan teh yang baik dan berkualitas. Sekaligus, memperkenalkan mesin petik Jangkrik hasil inovasi karyawan PTPN VIII. 

Dengan mesin petik teh Jangkrik, Erick berharap, semangat kerja dari para pemetik teh dapat meningkat. Serta, memberikan kebaikan bagi perusahaan. Sehingga, produk teh PTPN VIII mampu mendunia dan menjadi produk teh kebanggaan bangsa Indonesia. 

Selain itu, Erick menyaksikan penyerahan produk the ekspor dari Direktur PTPN VIII kepada pembeli yang berasal dari Kanada. “Sejak awal saya mendorong transformasi yang ada di PTPN, transformasi total PTPN tidak hanya di PTPN VIII, kenapa? Yang namanya perkebunan itu sekarang sudah berubah, tidak hanya mengandalkan alam yaitu tanah, matahari dan lain-lainnya, tetapi harus bisa diitervensi dengan teknologi dan riset," paparnya.

Erick berharap, dengan adanya riset tumbuhan yang tadinya tidak bisa tumbuh disebuah negara tetapi dengan riset dan teknologi menjadi bisa tumbuh.  “Keseimbangan menjaga alam dan keseimbangan menjaga ekonomi adalah hal yang sekarang  tidak bisa dipisahkan. PTPN yang berbisnis sawit, karet dan teh dan lainnya tolong dirawat, pariwisata alam bisa dikembangkan dengan baik," katanya.

Erick pun menghimbau, agar CSR BUMN harus difokuskan ke 3 hal. Yakni, pendidikan, lingkungan dan melakukan pendampingan kepada UMKM.

Erick lalu meninjau pelaksanaan Pasar Murah Kedua yang berlokasi di Kebun Gedeh Mas. Pelaksanaan pasar murah ini menjual sebanyak 1. 000 liter minyak goreng Nusakita. Sehingga total sebesar 10.000 liter.

Menurut Direktur PTPN VIII Didik Prasetyo, PTPN VIII melakukan  ekspor produk teh premium dengan mengusung merek sendiri, merek nasional, dan merek Indonesia yaitu Walini Tea ke pasar dunia. Ekspor  tersebut berhasil berkat difasilitasi oleh Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) Vancouver dan Archipelago Inc kepada AFOD Ltd. ( buyer dan distributor) Kanada yang akan mensuplai rantai pasok berbagai hypermart (Costco dan Super Store) dan supermarket/ convienient retail store yang berada  holding Loblows (jaringan retail terbesar di Kanada dan AS) bersaing dengan produk teh ternama dunia lainnya. 

Nilai ekspor tersebut, kata dia, sebanyak 1 container dengan 4 varian teh Walini dengan nilai sebesar 36. 569, 90 dolar Amerika. Dia berharap, dengan kehadiran Walini Tea di pasar premium teh dunia, dapat turut mengangkat nama Indonesia, produk-produk Indonesia, produk teh Indonesia serta BUMN Indonesia  dikenal, agar semakin, lebih terkenal dikancah internasional.

Sebagai bentuk Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL), kata dia, PTPN VIII ingin meningkatkan nilai tambah dengan memciptakan kemitraan dengan masyarakat desa sekitar kebun maupun para pelaku UMKM di Jawa Barat dalam hal pemanfaatan asset PTPN VIII. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement