Rabu 02 Feb 2022 17:45 WIB

Minyak Goreng Murah di Pasar Tradisional Tasikmalaya Sangat Terbatas

Hingga kini, pengiriman migor dengan harga yang telah ditentukan pemerintah belum ada

Rep: Bayu Adji P / Red: Agus Yulianto
Pedagang di Pasar Cikurubuk Kota Tasikmalaya menunjukkan minyak goreng kemasan, Rabu (2/2/2022). Di kios itu, minyak goreng kemasan masih dijual dengan harga Rp 40 ribu per dua liter.
Foto: Republika/Bayu Adji P.
Pedagang di Pasar Cikurubuk Kota Tasikmalaya menunjukkan minyak goreng kemasan, Rabu (2/2/2022). Di kios itu, minyak goreng kemasan masih dijual dengan harga Rp 40 ribu per dua liter.

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Sebuah toko grosir di Pasar Cikurubuk Kota Tasikmalaya sudah mulai menjual minyak goreng dengan harga murah per Rabu (2/2/2022). Di toko grosir itu, minyak goreng dijual dengan harga sekitar Rp 13.500 per liter.

Namun, penjualan minyak goreng di toko itu tak dilakukan secara eceran atau per kemasan, melainkan per dus. Setiap pembeli juga dibatasi hanya dapat membeli maksimal dua dus untuk setiap merek.

"Baru dua merek yang dijual murah di sini. Baru per hari ini," kata salah satu pegawai toko grosir itu, Endah, kepada Republika, Selasa.

Menurut dia, pembeli di toko tempatnya bekerja itu rata-rata adalah pedagang eceran. Setiap pembeli diwajibkan menunjukkan KTP untuk setiap transaksinya. Pasalnya, stok minyak goreng murah di toko grosir itu masih sangat terbatas.

Kendati demikian, di kalangan pedagang eceran di Pasar Cikurubuk, harga minyak goreng kemasan masih belum mengalami penurunan. Berdasarkan pantauan Republika, harga minyak goreng kemasan di pedagang eceran masih berkisar Rp 18 ribu hingga Rp 20 ribu per liter. 

Salah seorang pedagang di Pasar Cikurubuk, Dedah (38 tahun), mengatakan, minyak goreng di tokonya masih berkisar Rp 19.500 per liter. Sebab, dia membeli minyak itu dengan harga yang masih mahal. 

"Katanya mau ditarik lagi, tapi belum semuanya. Baru beberapa merek saja," kata dia. 

Di tokonya, stok minyak goreng kemasan yang dibeli dengan harga mahal masih cukup banyak. Dia memperkirakan, stok itu baru akan habis hingga sepekan ke depan apabila tak ada penarikan dari pihak distributor.

Namun, menurut Dedah, pengiriman minyak goreng dengan harga yang telah ditentukan pemerintah belum ada. "Tadi saya juga dengar ada minyak goreng murah di toko grosir, tapi antrenya panjang," kata dia.

Dia menyebutkan, secara umum, pedagang di Pasar Cikurubuk masih menjual minyak goreng kemasan dengan harga yang lama. Sebab, stok minyak goreng murah belum sampai ke pedagang. Sementara stok minyak goreng dengan harga lama masih banyak di pedagang.

Harga minyak goreng yang belum turun di pasat tradisional disebut membuat para pembeli mengeluh. Pembeli beralasan, harga minyak goreng sudah ditetapkan oleh pemerintah maksimal Rp 14 ribu per liter. "Tapi ya faktanya di lapangan seperti ini. Mereka mau tidak mau ya beli juga karena butuh," kata dia.

Kepala Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah, Perindustrian, dan Perdagangan, Kota Tasikmalaya, Firmansyah, mengakui, harga minyak goreng di pasar tradisional saat ini masih tinggi. Padahal, sesuai Surat Edaran Menteri Perdagangan, harga minyak goreng di harus sudah satu harga sejak pekan lalu. 

"Namun di pasar tradisional masih tinggi. Masalahnya, suplai minyak goreng tak maksimal. Akibatnya, pedagang belum mendapat suplai minyak goreng dengan harga murah," kata dia.

Dia meminta, pemerintah pusat dapat menjamin pasokan minyak goreng murah dapat sampai kepada pedagang pasar tradisional. Sebab, berdasarkan pantauannya, saat ini seolah minyak goreng dengan harga murah di pasaran terbatas, baik di pasar tradisional dan pasar modern. 

"Artinya ada suplai yang tak lancar," ujar dia. Menurut dia, apabila suplai minyak goreng murah dari pabrikan tak kunjung tersedia banyak, harga minyak goreng sulit untuk stabil.

Firmamsyah menambahkan, stok minyak goreng dengan harga mahal di kalangan pedagang pasar tradisional juga masih banyak. Otomatis, pedagang tak akan menjualnya dengan harga murah.

"Kami juga tak bisa melakukan subsidi. Karena anggaran kami terbatas. Itu kan urusan pusat," kata dia.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement