Senin 07 Feb 2022 12:47 WIB

RSHS Berikan Layanan Telekonsultasi Antisipasi Lonjakan Covid 19

RSHS menyiapkan link untuk konsultasi di telekonsultasi.rshs.or.id untuk pendaftaran.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Agus Yulianto
Kepala Bidang Medik RSUP Hasan Sadikin Zulvayanti memberikan keterangan pers terkait layanan telekonsultasi RSHS.
Foto: Republika/Abdan Syakura
Kepala Bidang Medik RSUP Hasan Sadikin Zulvayanti memberikan keterangan pers terkait layanan telekonsultasi RSHS.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Rumah Sakit Umum Pemerintah Hasan Sadikin (RSHS) memberlakukan telekonsultasi untuk pasien yang membutuhkan layanan konsultasi Kesehatan. Layanan ini dibuat karena adanya lonjakan kasus Covid-19 di Jawa Barat.

Menurut Koordinator Pelayanan Medik RSHS DR dr Zulvayanti SpOG(K) MKes, dengan layanan ini masyarakat tidak perlu datang langsung ke RSHS. Sehingga, bisa menghidari pertemuan fisik yang riskan dengan penularan Covid-19.

“Kami pahami kebutuhan kesehatan masyarakat, selain kunjungan langsung kami buka telekonsultasi," kata Zulvayanti, kepada wartawan akhir pekan, kemarin. 

"Jadi untuk pasien takut, untuk mengurangi tadi pencegahan penularan Covid-19 ini dapat melakukan konsultasi melalui telekonsultasi,” katanya lagi.

Menurut dr Zulvayanti, pihaknya menyiapkan link untuk konsultasi di telekonsultasi.rshs.or.id untuk pendaftarannya.

“Kalau ingin langsung bertemu dokter bisa di sore hari karena relatif lebih sepi, tidak banyak orang dan lahan parkir tersedia lebih banyak kami ada layanan eksekutif sore,” katanya.

Hal itu, kata dia, sebagai penyesuaian dan upaya pencegahan Covid-19. Selain jadi RS rujukan di Jabar, RSHS melayani kebutuhan pasien lain selain Covid.

“Pengaturan jumlah kunjungan dan layanan di RSHS akan diatur akan disesuaikan dengan kondisi atau kebutuhan. Contoh pas kasus semakin meningat tentu pengaturan ke kunjungan ke RSHS akan diberlakukan bertahap sesuai dengan kondisi,” paparnya.

Sementara untuk jumlah pasien Covid-19 di RSHS, kata dia, hingga Jumat (4/2) tercatat sebanyak 36 pasien. Yakni, dengan rincian 9 orang di IGD dan 27 di ruang perawatan. Dari jumlah  yang di ruang perawatan, 14 terkonfirmasi positif Covid-19, sisanya suspect.

“Kita lakukan pemeriksaan lebih lanjut (dari 14) ada lima probabel  Omicron,” katanya.

Zulvayanti mengatakan, dengan adanya potensi lonjakan kasus saat ini pihaknya akan menerapkan skema penanganan yang dilakukan sejak pandemik terjadi 2020 lalu dengan penambahan kapasitas tempat tidur. Serta, sumber daya manusia, serta sarana penunjang lainnya.

Menurutnya, ada 4 strategi yang akan dilakukan. Pertama jika pasien 1-50 orang seperti sekarang ini masih 36 maka menerapkan strategi 1. 

Kedua, kata dia, kalau jumlah pasien naik 1-200 pasien masuk ke skenario kedua ada penamabahan tempat tidur. Yakni, dengan mengubah satu Gedung Kemuning difungsikan kembali menjadi ruang perawatan.

Jika pasien sudah lebih dari 200-325 pasien, kata dia, maka RSHS akan menambah jumlah kapasitas tempat tidur dengan menambah ruangan lainya yaitu di Asnawati dan Kana.

“Jika pasien di atas 325 maka penambaan kapasitas tempat tidur akan ditambah gedung alain di sekitar Kemuning dan gedung sebelumnya yang digunakan untuk merawat Covid-19 dengan ada zonasi,”katanya.

Dengan penambahan tempat tidur ini, kata Zulva, akan berimbas pada SDM dengan tiga mekanisme yang pertama akan mobilisasi internal di RSHS sendiri. Jika masih belum mencukupi, maka pihaknya akan memintakan relawan untuk kembali bergabung dan yang terakhir akan merekrut tenaga-tenaga untuk bergabung menangani Covid-19.

Selain SDM, kata dia, sarana penunjang sudah disiapkan. Hal itu berkaca pada kasus gelombang 2, saat itu rumah sakit kesulitan dengan oksigen.

Namun, kata dia, sekarang RSHS sudah meningkatkan kesiapan untuk oksigen ini. Yakni, ada dua tabung besar galon penampung oksien cair 9.000 dan 6.000 liter cair. Serta, ada mesin penghasil oksigen atau generator oksigen yang mampu membuat 20-26 tabung 6 kubik perhari.

"Kemudian ada oksigen konsetrator 20 di IGD dan 80 di ruang perawatan,” katanya.

Selain itu, kata dia, untuk kepentingan pasien ada alat medis High Flow Nasal Cannula (HFNC) ada 60 buah, kemudian alat lain turut dilengkapi juga seperti monitor, ventilator dan obat-obatan. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement