Kamis 17 Feb 2022 13:47 WIB

Penyakit DBD di Bandung Didominasi Anak Usia Sekolah 

Pembelajaran secara daring ditengarai menjadi penyebab anak lebih mudah terserang DBD

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Agus Yulianto
Fogging atau pengasapan untuk mencegah wabah DBD dilakukan di kompleks Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Jumat (8/2). (Ilustrasi)
Foto: Republika/Edi Yusuf
Fogging atau pengasapan untuk mencegah wabah DBD dilakukan di kompleks Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Jumat (8/2). (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Penyakit demam berdarah dangue (DBD) mendominasi kalangan pelajar di Kota Bandung. Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung mencatat penderita penyakit demam berdarah dengue (DBD) di bulan Januari tahun 2022 sebanyak 598 orang dan didominasi anak usia sekolah dan usia produktif. 

Jumlah tersebut menurun dibandingkan pada Desember tahun 2021 yang mencapai 695 orang. Penderita DBD usia 5-14 tahun di Kota Bandung sebanyak 235 orang terdiri dari 128 orang laki-laki dan 107 orang perempuan. Usia produktif antara 15-44 tahun sebanyak 199 orang terdiri dari 93 laki-laki dan 106 perempuan.

Subkoordinator pencegahan dan pengendalian penyakit menular Dinkes Kota Bandung Ira Dewijani mengatakan, penderita DBD di bulan Januari didominasi oleh anak usia sekolah dan usia produktif. Jumlah kasus sendiri relatif menurun dibandingkan dengan bulan Desember kemarin.

"Kasus bulan Januari dibandingkan Desember kemarin relatif menurun. Angkanya di bawah batas maksimal dan di atas batas minimal," ujarnya saat dihubungi, Kamis (17/2/2022).

Saat ini, dia menuturkan, anak-anak banyak yang melaksanakan pembelajaran secara daring atau belajar di rumah. Kondisi tersebut ditengarai menjadi penyebab anak lebih mudah terserang DBD.

Dia mengatakan, para penderita DBD banyak yang dirawat di rumah sakit maupun menjalani rawat jalan di puskesmas. Pihaknya meminta agar masyarakat segera mengecek kondisi kesehatan apabila mengalami gejala DBD.

Ira mengatakan, meski kasus DBD menurun namun masyarakat diminta untuk tetap waspada. Selain itu, dalam sepekan masyarakat harus rutin membersihkan rumah agar tidak terserang DBD.

Dia menambahkan, apabila muncul gejala bintik-bintik maka salah satu cara mengecek apakah anggota keluarga terpapar DBD dengan menekan bintik tersebut. Apabila bintik tersebut cepat pudar maka potensi DBD rendah namun apabila ditekan tidak pudar maka potensi DBD ada dan harus dicek ke fasilitas kesehatan.

Sebelumnya, Data Dinkes Kota Bandung menunjukkan total kasus DBD pada tahun 2021 mencapai 3.743 kasus dengan jumlah penderita yang meninggal sebanyak 13 orang. Pada bulan November tahun 2021 kasus DBD mencapai 475 dengan empat orang diantaranya meninggal dunia.

Sedangkan pada bulan Desember 2021 kasus DBD mencapai 695 kasus dengan penderita yang meninggal 2 orang. Data Januari tahun 2022 sendiri masih dalam tahap pendataan.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement