Kamis 24 Feb 2022 16:49 WIB

Warga Terdampak Banjir di Garut Masih Mengungsi

Warga masih mengungsi karena khawatir akan terjadi banjir susulan.

Rep: Bayu Adji P / Red: Agus Yulianto
Banjir melanda rumah warga di Kecamatan Cikajang dan Cisurupan, Kabupaten Garut, Rabu (23/2/2022).
Foto: BPBD Garut
Banjir melanda rumah warga di Kecamatan Cikajang dan Cisurupan, Kabupaten Garut, Rabu (23/2/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Sejumlah warga yang terdampak bencana banjir bandang di Kecamatan Cikajang dan Cisurupan, Kabupaten Garut, pada Rabu (23/2/2022), dilaporkan masih mengungsi hingga Kamis (24/2/2022). Warga masih mengungsi karena khawatir akan terjadi banjir susulan.

Kepala Bidang Perlindungan dan Jaminan Sosial, Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Garut, Dadang Bunyamin, mengatakan, terdapat puluhan kepala keluarga (KK) akibat banjir bandang yang terjadi di dua kecamatan tersebut. Berdasarkan pendataan sementara, pengungsi banyak terdapat di Desa Mekarsari, Kecamatan Cikajang, dan Desa Sukawargi, Kecamatan Cisurupan.

Baca Juga

"Di dua desa itu, semalam ada 29 KK atau 86 jiwa. Semalam pengungsi di pusatkan di titik-titik tertentu. Namun, tadi pagi ada yang sudah kembali ke rumahnya karena rumahnya sudah dibersihkan," kata dia, saat dihubungi Republika, Kamis (24/2/2022).

Kendati demikian, menurut dia, data di lapangan masih terus berubah. Sebagian warga terdampak juga masih mengungsi hingga saat ini. 

 

photo
Banjir melanda rumah warga di Kecamatan Cikajang dan Cisurupan, Kabupaten Garut, Rabu (23/2/2022). - (BPBD Garut)

 

Dia berharap, besok warga seluruhnya sudah dapat kembali ke rumahnya masing-masing. Namun, untuk warga yang rumahnya terdampak rusak berat karena banjir bandang masih akan mengungsi sementara di rumah kerabatnya.

Berdasarkan data terbaru yang diterima Republika pada Kamis sore, jumlah warga yang terdampak banjir bandang dan longsor di Desa Mekarsari, Kecamatan Cikajang, berjumlah 23 KK atau 89 jiwa. Sebanyak 12 KK mengungsi di Aula Desa Mekarsari. Sementara di Desa Sukawargi, Kecamatan Cisurupan, sebanyak 13 KK atau 56 jiwa. 

Selain membuat warga terdampak, bencana di desa itu membuat sejumlah fasilitas publik terdampak. Fasilitas publik yang terdampak adalah lima PAUD, 15 SD, lima SMP, dan lima SMA. Selain itu, jembatan gantung di Desa Mekarsari juga terputus karena banjir bandang.

Dadang mengatakan, dinasnya telah melakukah penanganan sejak laporan kejadian bencana masuk. Pertama, pihaknya ikut membantu proses evakuasi warga yang terdampak banjir bandang.

"Setelah itu, kami kirimkan logistik untuk warga terdampak, berupa makanan. Insya Allah untuk logistik aman. Saya sudah sampaikan kalau kekurangan, segera hubungi kami di Dinsos," kata dia.

Dia menambahkan, saat ini, tim di lapangan masih melakukan asesmen untuk memastikan warga terdampak. Tim dari Kementerian Sosial (Kemensos) juga sedang menuju ke Kabupaten Garut untuk meninjau langsung ke lokasi terdampak bencana.

Sebelumnya, berdasarkan laporan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Garut hingga Kamis pagi, banjir menerjang Kecamatan Cikajang dan Cisurupan, pada Rabu sore. Setidaknya ada satu desa di Kecamatan Cikajang dan tiga desa di Kecamatan Cisurupan yang terkena dampak akibat banjir tersebut. Sekitar 30 rumah warga terdampak dan satu jembatan gantung di Desa Sukatani, Kecamatan Cisurupan mengalami kerusakan akibat banjir tersebut.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement