REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Pemkot Cirebon sudah membolehkan digelarnya kembali pembelajaran tatap muka terbatas (PTMT). Untuk itu, vaksinasi Covid-19 terus digenjot, terutama vaksinasi dosis kedua bagi anak-anak.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Cirebon, Agus Mulyadi, menjelaskan, digelarnya kembali PTMT itu seiring dengan masuknya Kota Cirebon pada penerapan PPKM Level 3. "Ketentuannya, kapasitas 50 persen dan empat jam pelajaran," kata Agus, Selasa (15/3).
Agus mengungkapkan, perkembangan Covid-19 di Kota Cirebon masih dinamis, namun cenderung membaik. Salah satunya terlihat dari rawat inap yang sudah mencapai 16 per 100 ribu penduduk per minggu.
Agus menyatakan, Satgas Covid-19 sudah sepakat untuk melakukan kembali akselerasi vaksinasi Covid-19. Selama beberapa waktu terakhir, ada perlambatan vaksinasi. Salah satu penyebabnya adalah interval atau jarak antarpenyuntikkan vaksin yang cukup jauh, yaitu enam bulan.
"Sekarang sudah dilonggarkan, tiga bulan. Jadi bisa lebih cepat," tutur Agus.
Percepatan vaksinasi Covid-19 itu ditujukan kepada siswa usia 6-11 tahun untuk vaksinasi kedua. Sedangkan untuk pendidik dan tenaga kependidikan, akan dilakukan vaksinasi booster.
"Untuk masyarakat, nanti akan dikoordinasi oleh Pak Camat," ujar Agus.
Percepatan vaksinasi Covid-19 juga akan diintensifkan karena saat ini menjelang Ramadhan. Dinas Kesehatan, TNI dan Polri bekerja sama untuk bisa mempercepat capaian vaksinasi Covid-19 di Kota Cirebon.
"Kita memahami kondisi orang yang sedang berpuasa. Sehingga diintensifkan dua minggu ini," ucap Agus.
Sementara itu, Kepala Seksi Pendidikan Dasar pada Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Cirebon, Ade Cahyaningsih, menjelaskan, persiapan PTM 50 persen di Kota Cirebon sudah matang. "Kita juga kejar booster dan vaksinasi dosis kedua bagi yang belum," ujarnya.
Ade mengatakan, untuk vaksinasi dosis kedua usia 6-11 tahun, masih tersisa 50 persen lagi. Pihaknya optimis, bisa mengejar target pada dua minggu ini.
Ade menambahkan, untuk pemantauan PTM di sekolah, Disdik Kota Cirebon sudah memiliki aplikasi Jaga Sekolah. Pihak sekolah diharapkan rutin melakukan update pada aplikasi tersebut sehingga bisa diketahui penyebaran Covid-19 di lingkungan sekolah. "Tinggal klik, tidak manual lagi," tandasnya.