Kamis 17 Mar 2022 17:10 WIB

Sejak Januari, Tiga Warga Garut Meninggal Akibat DBD

Kasus DBD banyak ditemukan di perkotaaan, seperti Garut bagian tengah dan utara.

Rep: Bayu Adji P / Red: Agus Yulianto
Pasien Demam Berdarah Dengue (DBD) menjalani perawatan medis rumah sakit. (Ilustrasi)
Foto: Antara/Syifa Yulinas
Pasien Demam Berdarah Dengue (DBD) menjalani perawatan medis rumah sakit. (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Garut terus mengalami peningkatan. Musim hujan yang masih terjadi di daerah itu dinilai membuat nyamuk makinn berkembang biak.

Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Garut, Leli Yuliani, mengatakan, sudah ada lebih dari 100 kasus DBD di daerahnya yang tercatat sejak Januari 2022. Kasus DBD itu banyak ditemukan di wilayah perkotaaan, seperti Garut bagian tengah dan utara.

"Dari total kasu itu juga sudah ada yang sampai meninggal dunia," kata dia, Kamis (17/3/2022).

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Garut, selama Januari 2022 ditemukan 59 kasus DBD. Angka itu bertamhah menjadi 69 kasus DBD selama Februari, dengan satu kasus menyebabkan kematian di Kecamatan Bayongbong. 

Sementara hingga pertengahan Maret, kasus DBD di Kabupaten Garut tercatat 23 kasus. Sebanyak dua orang dilaporkan meninggal dunia di Kecamatan Kersamenak. 

Leli mengatakan, pihaknya terus melakukan penanganan dengan penyuluhan kepada masyarakat. Ketika ada kasus DBD, tim akan melakukan penyelidikan epidemioligi. Setelah itu, baru ditentukan tindakan yang dilakukan di wilayah itu.

"Apakah harus di-abate, fogging, atau cukup dengan 3M. Kami juga sudah sering juga melakukan fogging (pengasapan), dalam sepekan sekitar tiga kali dilakukan," kata dia.

Menurut dia, sebenarnya upaya fogging itu hanya membunuh nyamuk dewasa. Masyarakat diminta fokus membunuh jentik dengan upaya 3M.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement