Senin 21 Mar 2022 15:13 WIB

Harga Minyak Goreng Curah di Tasinmalaya Tembus Rp 20 Ribu per Kg

Saat ini, stok minyak goreng curah juga sedang susah.

Rep: Bayu Adji P / Red: Agus Yulianto
Sejumlah orang mengantre di salah satu agen minyak goreng curah di Pasar Cikurubuk, Kota Tasikmalaya, Senin (21/3/2022). Di agen itu, minyak goreng curah dijual dengan harga Rp 18.500 per kilogram.
Foto: Republika/Bayu Adji
Sejumlah orang mengantre di salah satu agen minyak goreng curah di Pasar Cikurubuk, Kota Tasikmalaya, Senin (21/3/2022). Di agen itu, minyak goreng curah dijual dengan harga Rp 18.500 per kilogram.

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Harga minyak goreng curah di Kota Tasikmalaya, terus merangkak naik. Berdasarkan pantauan Republika di Pasar Cikurubuk Kota Tasikmalaya pada Senin (21/3/2022), harga jual minyak curah di pedagang eceran mencapai Rp 20 ribu per kilogram.

Salah seorang pedagang minyak curah di Pasar Cikurubuk, Heni (35 tahun), mengatakan, harga minyak goreng curah di agen sudah tinggi. Alhasil, dia juga menjualnya dengan harga lebih tinggi. 

"Di agen itu harganya bervariasi, ada yang Rp 17.300 per kilogram, ada juga yang mencapai Rp 20 ribu per kilogram. Ya saya jualnya Rp 21 ribu per kilogram," kata dia kepada Republika, Senin. 

Saat ini, stok minyak goreng curah juga sedang susah. Untuk memenuhi kebutuhannya berjualan, dia harus berkeliling mendatangi sejumlah agen.

Sesampainya di agen, dia pun harus antre untuk mendapatkan jatah minyak goreng. Sebab, dalam satu hari ia biasa menjual minyak goreng curah sebanyak 100-200 kilogram. 

"Jadi di satu tempat dapat satu jeriken, nyari lagi di tempat lain. Itu juga harganya beda-beda," kata Heni.

Ihwal minyak goreng curah subsidi, menurut dia, masih sulit ditemukan di kalangan pedagang. Ia mengaku, sempat mendapat jatah minyak goreng curah subsidi sebanyak 150 kilogram dengan harga Rp 12.700 per kilogram. Namun, ketersediaannya hanya ada dalam satu hari. Setelah itu, minyak goreng curah subsidi tak lagi ditemukan di kalangan pedagang.

Lantaran ketersediaan minyak goreng curah subsidi masih sulit ditemukan, dia menjualnya dengan harga Rp 18 ribu per kilogram. "Soalnya buat nutupin yang beli dengan harga mahal," ujar dia.

Di salah satu agen minyak goreng curah di Pasar Cikurubuk, sejumlah orang mengantre untuk mendapatkan minyak goreng curah. Mereka yang mengantre rata-rata adalah pedagang minyak goreng curah eceran. 

"Susah sekarang nyari minyak goreng curah. Ini saya sudah antre dari jam 10 pagi," kata Fitri (31), salah seorang pedagang yang ikut mengantre di agen tersebut hingga pukul 13.00 WIB.

Di agen itu, satu kilogram minyak goreng curah dijual dengan harga Rp 18.500. Padahal, sehari sebelumnya, ia mengaku masih bisa mendapatkan minyak goreng curah dengan harga Rp 17 ribu per kilogram.

"Kalau naik terus, ya saya juga naikin harga jualnya. Kemarin saya masih bisa jual Rp 19 ribu per kilogram. Gak tau sekarang," kata dia, yang hendak membeli 180 kilogram minyak goreng curah di agen tersebut. 

Pedagang kecil menjerit

Salah seorang pedagang gorengan di Kota Tasikmalaya, Euis (47), mengatakan, harga minyak goreng curah mengalami kenaikan setelah harga minyak goreng kemasan sudah tak disubsidi. Ketika harga eceran tertinggi (HET) minyak goreng kemasan masih Rp 14 ribu per liter, ia mengaku masih menggunakan minyak goreng kemasan.

"Pas kemasan naik, saya pindah ke curah. Curah taunya naik. Susah dicari juga," kata dia.

Euis mengaku, pada Senin pagi, ia membeli minyak goreng curah dengan harga Rp 20 ribu per kilogram. Menurut dia, uang yang seharusnya cukup untuk membeli kebutuhan minyak goreng dan terigu, saat ini hanya bisa digunakan untuk membeli minyak goreng. 

"Pedagang kecil mah jadi sudah. Pengeluaran jadi lebih besar, pendapatan jadi kecil. Kalau naik terus, balik lagi ke kemasan. Soalnya kemasan kan lebih bagus," kata dia.

Salah seorang pedagang cakwe, Pian (38), juga mengeluhkan harga minyak goreng yang terus naik. Kenaikan harga minyak itu otomatis membuat pendapatannya makin kecil. 

"Tadi beli, sekilo sudah Rp 20 ribu. Padahal, kemarin masih Rp 19 ribu per kilogram. Saya sebagai pedagang ya mengeluh, mau naikan harga dagangan susah. Pendapatan mah sama, tapi buat belanja naik," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement