REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum DPP Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menemui Ketua Umum DPP Partai Nasdem Surya Paloh di kantor Nasdem, Cikini, Jakarta Pusat, Selasa (29/3/2022). Dalam pertemuan tersebut, AHY menyampaikan, kedua pihak membuka ruang diskusi untuk menghadapi ambang batas pencalonan presiden (presidential threshold) sebesar 20 persen.
"Saya rasa ini menjadi perhatian semua parpol. Kita tahu bicara peta politik tersebut tidak terlepas dari realitas PT 20 persen, Nasdem punya kekuatan, Demokrat juga demikian punya kekuatan, kita cari ruang kolaborasinya," ujar AHY di kantor DPP Partai Nasdem, Selasa (29/3). AHY datang didampingi Waktum Benny Kabur Harman dan Sekjen Teuku Riefky Harsya. Adapun Surya didampingi Bendahara Umum Sahroni.
AHY pun mengutip pernyataan Surya Paloh dalam pertemuan tersebut bahwa kedua partai memiliki perbedaan dan lebih banyak persamaan. Kesamaan tersebut, sambung dia, menjadi jalan antara Partai Demokrat dan Partai Nasdem untuk bekerja sama.
"Jika ada jalan dan peluang bagi Nasdem dan Demokrat untuk memiliki peran-peran yang strategis dan besar ke depan. Jadi itu semua yang menjadi bahan diskusi dan tadi sudah sepakat bahwa ini bukanlah pertemuan pertama dan terakhir, tapi akan lebih sering lagi supaya lebih saling mengenal," ujar AHY.
Pemilu 2024, kata AHY, tak lepas dari komunikasi antarpartai politik yang menjadi peserta. Demokrat dan Nasdem, sambung dia, memiliki kesamaan dalam hal visi, misi, dan program dalam hal kebangsaan.
"Kita sama-sama ingin meningkatkan elektoral secara umum, meningkatkan suara kursi di parlemen DPR, DPRD Provinsi, atau DPRD kabupaten/kota, dan ingin juga sama-sama menang. Ini juga merupakan sebuah apa ya, artinya kita bersepakat ingin mencapai tujuan besar," ujar AHY.
Kendati demikian, AHY menyebut, pertemuan antara Demokrat dan Nasdem belumlah membahas sosok calon presiden yang akan diusung di Pilpres 2024. Dia menyebut, Masih banyak pertimbangan untuk memutuskan hal tersebut.
"Kita belum bicara sejauh itu, itu juga kita hindari untuk terlalu pagi kita berbicara yang saling seolah-olah mengunci. Karena itu semua banyak faktor yang harus dipertimbangkan dan diukur," ujar AHY.