Selasa 29 Mar 2022 17:35 WIB

Kasus HIV-AIDS di Sukabumi Didominasi Lelaki Seks Lelaki

70 persen kasus HIV-AIDS di Kota Sukabumi merupakan LSL.

Rep: Riga Nurul Iman / Red: Agus Yulianto
 Ilustrasi penderita homoseksual.
Ilustrasi penderita homoseksual.

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Kasus HIV-AIDS di Kota Sukabumi masih didominasi kalangan lelaki seks lelaki (LSL). Data dari Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kota Sukabumi dan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Sukabumi menyebutkan, sekitar 70 persen kasus HIV-AIDS merupakan LSL.

Sekretaris KPA Kota Sukabumi, Fifi Kusumajaya menyampaikan hal itu di sela-sela rapat koordinasi awal tahun pencegahan dan pengendalian HIV-AIDS tahun 2022.

Sementara untuk kalangan resiko tinggi, kata dia, seperti heteroseks dan wanita pekerja seksual (WPS), mengalami penurunan. Sehingga, ke depan akan dilakukan penjangkauan pada kalangan LSL dalam menekan kasus HIV-AIDS.

Fifi mengatakan, KPA dan Dinkwa ke depan akan mengoptimalkan organ peduli AIDS. Selain itu, menggencarkan KPA go to school dan kampus dalam hal edukasi da sosialisasi pencegahan penyebaran HIV/AIDS.

Berikutnya, kata Fifi, mengupayakan tes HIV kepada warga khususnya yang resiko tinggi. Hal tersebut guna mendeteksi dini pencegahan HIV.

Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi yang juga Ketua KPA Kota Sukabumi mengatakan, rakor kali ini untuk memperkuat target eliminasi AIDS pada 2030 nanti dengan Getting To Zero yaitu Zero New Infection, Zero AIDS Related Death dan Zero Discrimination. "Ada empat disrupsi perubahan yang sangat cepat dan tidak bisa memprediksi yakni pandemi, teknologi, milenial, dan media termasuk medsos," ujar dia.

Hal ini menjadi tantangan sendiri dalam penanganan HIV-AIDS. Misalnya, termasuk perkembangan yang cepat pada media sosial masuk ke dalam ranah pribadi. Di sisi lain selama tiga tahun sejak 2019 kasus baru HIV- AIDS cukup stabil kondisinya meskipun masih ada kasus baru.

Fahmi mengatakan, pada 2030, pihaknya berupaya mengeliminasi HIV yakni zero tidak ada kasus baru, tidak ada kematian, dan tidak ada stigma kepada ODHA. Itulah sebabnya, para penggiat HIV hadir berkolaborasi dengan unsur pentahelix mampu membuat langkah strategis dalam rangka menghadapi pergerakan kasus baru dan mempersiapkan 2030.

Sehingga, kata Fahmi, Kota Sukabumi tetap mempertahankan organisasi KPA agar fokus menangani HIV-AIDS. Terutama dalam mengolaborasikan berbagai unsur misalnya MUI, tim penggerak PKK, dan tokoh masyarakat.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement