REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) PT Agro Jabar, saat ini, sedang memproses rencana kerja sama dengan BUMD PT Food Station Tjipinang Jaya, DKI Jakarta, untuk membangun pabrik kemasan minyak goreng.
Direktur Utama PT Agro Jabar Kurnia Fajar mengatakan, rencana kerja sama ini bagian dari rencana jangka panjang korporasi memenuhi kebutuhan minyak goreng murah komersil bagi warga Jawa Barat.
"Kapasitas pabrik kemasan ini besar, jadi bisa memenuhi target 1 juta liter minyak goreng yang sudah disampaikan Pak Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil sebelumnya," kata Kurnia Fajar.
Kongsi dengan BUMD milik Pemprov DKI Jakarta, menurut dia, dimungkinkan dengan membentuk perusahaan patungan atau kerja sama operasi (KSO). Pabrik pengemasan tersebut rencananya akan berada di Pusat Distribusi Pangan Jawa Barat di Purwakarta.
"Kerja sama ini didasari komitmen jangka panjang kedua daerah untuk mengatasi persoalan minyak goreng yang kemarin sempat langka dan harganya mengalami lonjakan," katanya.
Kurnia menuturkan, pembangunan pabrik kemasan dilatarbelakangi kondisi dimana pembelian minyak goreng komersil dari produsen dalam jumlah besar berhadapan dengan persoalan ketersediaan kemasan.
"Kapasitas pengemasan oleh produsen sudah penuh dan tinggi, jadi kalau Agro Jabar hendak menjual minyak goreng komersil ke masyarakat harus menyiapkan pengemasannya," kata dia.
"Persoalan ini bisa teratasi jika kita sudah membangun pabrik kemasan sendiri, karena produsen sudah siap memasok berapapun," lanjut dia.
Pusat distribusi provinsi yang berada di Purwakarta sudah direncanakan untuk dibangun oleh Agro Jabar mulai 2022 ini. Pihak Food Station sendiri dalam kerja sama ini bisa menyediakan unit mesin pengemasan dalam skema kerja sama operasi.
Seiring dengan proses pembangunan pabrik kemasan minyak goreng, Agro Jabar dalam waktu dekat akan memulai proses penjualan minyak goreng komersil kemasan kepada masyarakat menengah ke bawah yang dikoordinir Ketua RW melalui aplikasi.
"Harga minyak goreng kemasan komersil ini di bawah harga minyak goreng kemasan yang ada di pasaran. Tidak terlalu murah, tapi masih lebih murah dibanding yang lain. Aplikasinya tengah disiapkan sesuai permintaan Pak Gubernur Jabar," katanya.