Ahad 03 Apr 2022 08:31 WIB

Ramadhan, Jabar Menyalurkan Bantuan untuk Terapis Disabilitas Netra

Dampak pandemi dirasakan semua pihak.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Muhammad Fakhruddin
Ramadhan, Jabar Menyalurkan Bantuan untuk Terapis Disabilitas Netra (ilustrasi).
Foto: ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
Ramadhan, Jabar Menyalurkan Bantuan untuk Terapis Disabilitas Netra (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG -- Pandemi Covid-19 membuat beban hidup semakin berat bagi disabilitas netra yang bertahan hidup dengan bekerja sebagai tukang pijat.  

Untuk meringankan beban masyarakat tunanetra, Jabar Quick Response (JQR) menyalurkan bantuan kepada anggota Komunitas Terapis Disabilitas Netra (KTDN), Bandung, Jawa Barat, akhir pekan ini.

Baca Juga

Manager Operasional JQR Nizar Ilyasa mengatakan, pihaknya menyalurkan 180 paket sembako bantuan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil kepada KTDN. Harapannya, mereka telah memiliki bekal untuk beraktifitas di bulan suci Ramadhan 1443H.

“Memang dampak pandemi dirasakan semua pihak, terlebih saudara kita para disabilitas netra ujiannya tentu lebih berat,”ujar Nizar dalam siaran persnya, akhir pekan ini.

Menurut Nizar, JQR mendapatkan laporan dari komunitas Gojek on Twitter Bandung terkait kondisi disabilitas netra yang membutuhkan bantuan. Laporan tersebut segera direspons dalam waktu kurang dari 24 jam.

“Kami mendapat laporan dari Kang agus Gojek on Twitter Bandung prihal kebutuhan bantuan untuk netra yang tergabung di KTDN, kita bersama ke lokasi untuk menyalurkan bantuan,” katanya.

Kordinator KTDN Abdul Halim, berterimakasih atas bantuan dari Gubernur Jawa Barat melalui JQR. KTDN menjadi penghubung bagi terapis netra di Kota Bandung. “Tidak enak rasanya jika yang mendapat hanya saya, agar semua kebagian, karena kita hampir semua saling mengenal,” katanya.

Sebelum pandemi, usaha pijat yang dilakoninya cukup untuk memenuhi kebutuhan kesehariannya. Namun, ketika pandemi pendapatannya turun karena pembatasan mobilisasi dan ketakutan terinfeksi virus.

“Di masa pandemi ini pijat menurun drastic, sepi. Banyak juga yang beralih menjadi pedagang kerupuk keliling di pinggir jalan," katanya.

Menurutnya, KTDN berdiri atas dasar solidaritas sesama disabilitas netra ketika Pandemi Covid-19. Saat ini beranggotakan 91 orang. Aktivitasnya adalah saling mendukung dalam upaya pemenuhan kebutuhan ekonomi juga melaksanakan kegiatan pengajian rutin.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement