REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Universitas Islam Bandung (Unisba), memiliki observatorium pertama di Jawa Barat selain ITB. Hingga saat ini, belum ada lagi Perguruan Tinggi Swasta (PTS) maupun Perguruan Tinggi Negeri (PTN) yang memiliki observatorium.
Sementara di luar Jabar yang sudah memasang ada di beberapa perguruan tinggi di Indonesia. Seperti IAIN Mataram, IAIN Pamekasan Madura, IAIN Bukittinggi, dan IAIN Lampung.
Menurut Wakil Rektor III, Dr Amrullah Hayatudin SHI MAg dengan adanya Wakil Rektor III Dr Amrullah Hayatudin SHI MAg dengan adanya observatorium ini, pihaknya berharap bisa berkontribusi terhadap peningkatan sumber daya manusia. Serta, bisa dimanfaatkan oleh dosen, mahasiswa akademisi nasional maupun internasional.
"Ini sudah lama dicanangkan dan sudah lama direncanakan. Kami ingin punya observatorium sehingga diajukan ke yayasan dan bisa direalisasikan," ujar Amrullah Hayatudin, Senin (4/4).
Pada ramadhan 2022 ini, kata dia, observatorium Unisba bekerja sama dengan fakultas syariah dan imah noong meneropong hisab rukyah penentuan awal bulan ramadhan.
"Unisba jadi tempat satu titik pengamatan. Hasil dari rukiyah kami, lalu dilaporkan ke Kemenag," katanya.
Observatroium Unisba, kata dia, dilengkapi dome yang sudah bisa digunakan secara remote dan full otomatis. Serta, bisa dioperasikan dari jarak jauh dan berbagai daerah di Indonesia, dengan catatan terkoneksi internet antara dome dengan usernya.
Menurutnya, kubah atau dome ini dioperasikan dengan system listrik, sehingga untuk membuka atap atau daerah pengamatan dengan memutar kubah dilakukan dengan menekan tombol listrik yang ada.
"Begitu juga dengan teropong yang ada, bisa dioperasikan di tempat yang jauh dengan batuan internet," katanya.
Dengan bekal IP Address yang terpasang di Dome dan teropongnya, kata dia, maka setiap orang yang mengaksesnya dapat mengoperasikannya dengan baik.
"Karena itu, didalam dome ini dilengkapi dengan dua cctv yang terkoneksi juga dengan internet sebagai pemantau," katanya.
Unisba Bandung sendiri, kata dia, sudah menjadi lembaga yang banyak memberikan kontribusi dan masukkan dalam hal penentuan awal Bulan Hijriyah di Indonesia. Seperti penentuan awal Ramadhan 1391 H. Selang beberapa hari sebelumnya sudah dilantik dan dibentuk kepengurusan Badan Hisab Rukyat, dan Unisba menjadi salah satu yang memberikan masukkan tentang kondisi hilal secara astronomis, yang lainnya ada dari Muhammadiyah, NU, IAIN, dan lain sebagainya.