Rabu 13 Apr 2022 17:48 WIB

Nelayan Cirebon Curhat Kelangkaan Solar pada Jokowi dan Ridwan Kamil

Selain masalah kelangaan solar, nelayan juga mengelukan pendangkalan alur sungai.

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Agus Yulianto
Petugas mengisi BBM jenis solar ke dalam jeriken di SPBN. (Ilustrasi)
Foto: Antara/Oky Lukmansyah
Petugas mengisi BBM jenis solar ke dalam jeriken di SPBN. (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Presiden Joko Widodo melakukan kunjungan kerja dan beraudiensi dengan nelayan di Pasar Ikan Selo Pengantin Desa Bandengan, Kecamatan Mundu, Kabupaten Cirebon, Rabu (13/4). Dalam kesempatan itu,Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, turut mendampingi kegiatan presiden.

Kang Emil, sapaan karib Ridwan Kamil, mengungkapkan, dua topik permasalahan yang menjadi curahan hati (curhat) nelayan adalah terkait pendangkalan sungai tempat dilabuhkannya kapal-kapal nelayan, serta kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) jenis solar. 

Menurut Kang Emil, pihak Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) akan menindaklanjuti masalah pendangkalan sungai. Yakni, dengan melakukan pengerukan dan pembersihan sungai. 

"Pendangkalan sungai yang menyebabkan tidak optimalnya perahu akan segera dilakukan pendalaman, pembersihan oleh Kementerian PUPR," ucap Kang Emil. 

Sedangkan terkait solar yang langka, Kang Emil menjelaskan, Presiden Jokowi telah memberikan solusi dengan menginstruksikan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk membangun SPBU khusus nelayan. 

Dengan demikian, nelayan memiliki pasokan khusus dan tidak perlu kesulitan mengantre solar di pom bensin umum. "Terkait curhatan solar langka, solusinya Pak Presiden mengarahkan Kementerian BUMN mendirikan SPBU untuk nelayan, yakni SPBN (Stasiun Pengisian Bahan Bakar untuk Nelayan)," terang Kang Emil. 

Dengan adanya SPBN, maka para nelayan tidak perlu mengantri di SPBU untuk mendapatkan pasokan solar bagi perahu mereka. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement