Senin 18 Apr 2022 06:13 WIB

TSI Bogor Perkenalkan Bayi Beruang Coklat pada Hari Beruang Se-Dunia

Bayi beruang berjenis kelamin betina ini lahir dari induk Gaby dan pejantan Niko.

Rep: Shabrina Zakaria/ Red: Agus Yulianto
Dua ekor bayi beruang cokelat diimunisasi perdana di Taman Safari Indonesia di Cisarua, Bogor.
Foto: Dok TSI
Dua ekor bayi beruang cokelat diimunisasi perdana di Taman Safari Indonesia di Cisarua, Bogor.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Taman Safari Indonesia (TSI) Bogor memperkenalkan bayi beruang coklat pada acara peringatan Hari Beruang Se-Dunia atau World Bear Day. Perayaan tersebut didedikasikan untuk penyelamatan dan perlindungan beruang di seluruh dunia.

Bayi beruang coklat tersebut dikenalkan secara terbatas pada 15 hingga 17 April 2022 di Istana Panda Indonesia (IPI) TSI Bogor. 

Salah satu dokter hewan TSI Bogor, Bongot Huaso, mengatakan, bayi beruang coklat ini merupakan hasil perkembangbiakan Lembaga Konservasi TSI Bogor. 

“Bayi beruang berjenis kelamin betina ini lahir dari induk betina Gaby dan induk pejantan Niko yang juga merupakan hasil perkembangbiakan Lembaga Konservasi Taman Safari Indonesia Bogor,” ujar Bongot dalam keterangan resmi yang diterima Republika, Ahad (17/4).

 

photo
Keeper memberi minum bayi beruang cokelat (Ursus arctos) di kandang Baby Zoo, Taman Safari Indonesia (TSI), Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Empat ekor bayi beruang cokelat hasil perkembangbiakan TSI Bogor diperlihatkan kepada pengunjung dalam rangka memperingati Hari Beruang Sedunia (World Bear Day) sekaligus untuk penyelamatan dan perlindungan beruang di seluruh dunia. - (ARIF FIRMANSYAH/ANTARA )

 

Bongot menyebutkan, ada beberapa spesies beruang di dunia. Mulai dari beruang putih, beruang cokelat, beruang hitam, beruang goa, beruang kacamata, serta beruang madu. Kegiatan pengenalan beruang cokelat ini diharapkan semakin mendekatkan pengunjung dengan satwa.

“Dengan diadakannya kegiatan ini, diharapkan timbul kepedulian masyarakat atas perlunya menjaga kelestaraian satwa liar, agar tidak terjadi lagi perburuan liar terhadap beruang yang berada di alam bebas. Sehingga kelak, keberadaan beruang-beruang di alam masih tetap terjaga keseimbangan populasinya,” ujarnya.

Untuk melihat bayi beruang yang imut tersebut, sambung dia, TSI Bogor hanya memberi kesempatan selama satu jam kepada pengunjung. Lantaran, bayi beruang tersebut harus lekas kembali ke Rumah Sakit Satwa tempat dimana ia di rawat oleh perawat dan dokter hewan yang bertugas di TSI Bogor.

Bayi beruang yang belum diberi nama ini, menurut Bongot, memang langsung dirawat oleh perawat dan dokter hewan semenjak kelahiranya, karena sang ibu terlihat tidak mampu merawatnya dengan baik.

Dengan konsep pameran menyerupai nursery room, TSI Bogor membawa serta seluruh peralatan termasuk inkubator yang berfungsi untuk menjaga suhu bayi beruang agar tetap hangat. 

“Bayi beruang di pelakukan dengan baik dan dijaga dengan hati-hati juga penuh cinta kasih. Kalau datang langsung kesini pasti seru bisa melihat secara langsung kedekatan bayi beruang dan perawatnya,” tutur Bongot.

Selain beretemu sang primadona bayi beruang tersebut, Bongot mengatakan, adapula kegiatan keeper talk sebagai program edukasi untuk lebih mengenal satwa karnivora ini lebih dalam lagi. Juga perlombaan menarik garis nama beruang yang sesuai dengan gambar beruangnya. 

“Pengunjung juga bisa melihat kegiatan nursery secara langsung bagaimana cara perawat merawat bayi beruang dan memberi susu,” pungkasnya.

 

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement